ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Sedangkan Anggalia Putri, Manajer Pengelolaan Pengetahuan Yayasan Madani
Berkelanjutan, menyinggung masalah kelapa sawit yang tak mendapatkan porsi cukup dalam debat.
“Kedua kandidat sama-sama menekankan penggunaan sawit sebagai bahan bakar alternatif serta untuk mencapai swasembada energi," kata Anggalia.
Saat debat, Prabowo mengatakan, "kelapa sawit adalah komoditas penting dan menjanjikan karena kita juga bisa menggunakan sawit untuk biodiesel atau biofuel." Sedangkan Jokowi menuturkan, "kita sudah sampai menjadikan kelapa sawit sebagai biofuel agar kita tidak tergantung pada bahan bakar fosil".
Hanya saja, menurut Anggalia, kedua kandidat tidak memaparkan solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan sosial dan lingkungan yang timbul akibat praktik perkebunan kelapa sawit yang tidak berkelanjutan.
Contohnya adalah potensi perusakan hutan alam yang masih baik serta lahan gambut yang kaya akan karbon, di mana moratorium sawit dan penguatan standar sangat krusial agar tak ada lagi deforestasi serta kerusakan gambut.
“Terkait energi, pernyataan Jokowi tentang pengurangan penggunaan bahan bakar fosil melalui program B20 hingga B100, justru kontradiktif dengan keinginannya untuk meningkatkan eksplorasi ladang minyak offshore,” ujar Nuly Nazlia, Pelaksana Tugas Direktur Eksekutif Koaksi Indonesia.