Jakarta, IDN Times - Pagi masih berembun, mentari pun enggan membuka matanya. Namun Nabila dan suaminya, Chandra sudah berdiri di trotoar Balai Kota.
Bayi mereka, Alifa, yang baru berusia tiga bulan, tertidur pulas di gendongan, wajah mungilnya sesekali diteduhi telapak tangan sang ibu dari semilir angin yang menggigit.
Mereka telah berdiri di trotoar depan Balai Kota sejak jam enam pagi, berbaur dengan puluhan pelamar lain yang juga berharap pada secercah kesempatan. Antrean mengular, desakan tak terelakkan, Chandra dengan map coklat tetap menggenggam sabar menunggu start antrean dibuka.
Tidak lama, nafas Nabila lega karena petugas keamanan Balai Kota mempersilakan dia duduk di pos jaga.
Nabila dan Chandra merupakan pasangan suami istri yang tinggal di Jakarta Utara. Sehari-hari mereka bekerja sebagai pemulung dengan mengumpulkan barang bekas dengan upah yang tidak menentu.
Lowongan kerja ribuan PPSU yang dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno seolah jadi harapan bagi keluarga kecilnya.
"Suami saya yang melamar jadi PPSU, saya dampingi sejak pagi, daftar yang bersih-bersih taman atau nyapu-nyapu. Soalnya gajinya juga UMR Rp5,4 jutaan ya, semoga jadi rezeki anak saya," ujarnya sambil meniup ubun-ubun bayinya.