Pentingnya Berbuka Puasa dengan Makanan yang Manis

Jakarta, IDN Times - Momen buka puasa di bulan Ramadan adalah momen yang menggembirakan dan ditunggu-tunggu umat muslimin. Sebab pada waktu tersebutlah umat muslim membatalkan puasanya, setelah seharian menahan lapar dan dahaga.
Menjelang berbuka, umat muslim biasanya berbondong-bondong menuju bazar Ramadan, dan memilih takjil kesukaannya untuk disantap saat azan magrib berkumandang.
Sering kita dengar pernyataan "berbukalah dengan yang manis" saat membahas menu berbuka. Lantas apakah maksud dari 'yang manis' itu adalah takjil yang ada di bazar makanan? Ataukah ada makna lain?
1. Berbuka dengan kurma
Membatalkan puasa dengan mengonsumsi kurma adalah sunah yang dianjurkan Rasulullah SAW. Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata, “Nabi SAW biasa berbuka dengan ruthab (kurma muda) sebelum salat, jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan kurma, jika tidak ada kurma, beliau minum dengan satu tegukan air.” (HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah)
Berkaitan dengan hadis tersebut, Pengasuh Pondok Pesantren Annur 1 Bululawang Malang, Jawa Timur, KH Ahmad Fahrur Rozi, menyebutkan "Secara medis memang (kurma) terbukti lebih cepat memulihkan stamina tubuh, menurut ulama masa lalu makanan manis mengembalikan kekuatan pandangan mata yang menurun atau lemas ketika berpuasa."
Setelah perut kosong seharian, organ liver (hati) tidak mendapatkan persediaan makanan untuk diolah dan disebarkan nutrisinya ke seluruh sel tubuh. Dengan mengonsumsi kurma yang manis dapat membantu kerja liver. Rasa manis dari kurma tersebut, terutama yang basah (ruthab), dapat membantu liver mempercepat proses meresapnya nutrisi dan penyebarannya ke seluruh sel tubuh termasuk otak.