Jakarta, IDN Times – Proyek penulisan ulang sejarah nasional yang diprakarsai Menteri Kebudayaan Fadli Zon menuai kritik dari sejumlah pihak. Dua di antaranya adalah aktivis perempuan Eva Sundari dan sejarawan Andi Achdian, yang menyebut proyek ini bermasalah secara etis dan metodologis, serta dianggap mengabaikan kelompok korban, khususnya perempuan.
Menurut Eva Sundari, pendekatan dalam penulisan sejarah tersebut justru menyingkirkan suara para korban dan cenderung mengedepankan sudut pandang pelaku sejarah. Ia menilai hal itu tidak sejalan dengan nilai-nilai dasar dalam Pancasila.
“Penulisan sejarah ini kok perspektifnya perspektif pelaku, bukan perspektif korban. Dan perempuan ini selalu menjadi objek, tidak pernah jadi subjek,” ujar Eva kata dia dalam jumpa pers yang digelar Aliansi Keterbukaan Sejarah Indonesia secara daring, Selasa (17/6/2025).