Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, partai tempatnya bernaung tetap setia kepada konstitusi dan tak ingin mengkhianati semangat reformasi yang menetapkan adanya pembatasan masa jabatan presiden.
PDIP, kata Hasto, tegas menolak adanya penundaan Pemilu 2024. Ia mengatakan saat ini PDIP fokus bersama rakyat untuk mengatasi dampak pandemik COVID-19.
"Bagi PDI Perjuangan, prioritas praktik kekuasaan saat ini adalah bersama rakyat mengatasi dampak pandemik, serta bagaimana pemerintah fokus mengatasi kelangkaan minyak goreng, kenaikan harga kedelai yang berdampak pada industri rakyat tahu-tempe, dan berbagai masalah penting lainnya, daripada berimajinasi tentang penundaan Pemilu 2024," ungkap Hasto dalam keterangan tertulis pada Senin, 28 Februari 2022 lalu.
Ia juga meminta kepada semua pihak agar lebih baik mengurus masalah perekonomian yang terjadi saat ini. Masalah seperti kenaikan harga bahan pokok hingga kelangkaan minyak goreng dinilai lebih mendesak untuk segera diatasi.
"Urusan rakyat ini jauh lebih penting ditangani daripada menunda pemilu. Apalagi pemerintah dan DPR RI sudah sepakat pemilu diselenggarakan pada 14 Februari 2024," kata dia lagi.
Ia menambahkan, tingginya tingkat kepercayaan publik terhadap Presiden Joko "Jokowi" Widodo seharusnya menjadi warisan yang ditinggalkan bahwa Jokowi dikenal kompeten.
"Seluruh legacy itu kemudian menjadi dasar bagi presiden dan wapres hasil Pemilu 2024 dalam melanjutkan kemajuan bagi Indonesia Raya di seluruh aspek kehidupan," katanya.
Isu penundaan Pemilu 2024 ini kali pertama disampaikan oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar. Bahkan, pria yang akrab disapa Cak Imin itu mengklaim menggunakan big data 60 persen di media sosial muncul pendapat yang mendukung agar Pemilu 2024 ditunda.
Lalu, bagaimana dengan sikap Istana terkait wacana penundaan Pemilu 2024 ini?