Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Daruwaskita
IDN Times/Daruwaskita

Sleman, IDN Times - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) membutuhkan dana sedikitnya Rp15 triliun, untuk memperbaiki gedung perkuliahan perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia, yang saat ini masih mangkrak.

"Kalau gedung atau bangunan perkuliahan perguruan tinggi negeri di Indonesia yang mangkrak masih sangat banyak, dan butuh biaya tak kurang dari Rp15 triliun," kata Menristekdikti M Nasir usai meresmikan gedung performance hall di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sabtu (2/1).

1. Gedung perkuliahan perguruan tinggi yang mangkrak akan diselesaikan pada 2019 dan tahun-tahun berikutnya

IDN Times/Daruwaskita

Dengan portofolio pemerintah yang saat ini sedang konsentrasi membangun infrastruktur untuk konektivitas antar daerah, sedangkan pada 2019 akan lebih fokus untuk pengembangan sumber daya manusia, maka bangunan atau gedung perkuliahan perguruan tinggi yang mangkrak akan diselesaikan pada 2019 dan tahun-tahun berikutnya.

"Untuk perbaikan gedung perkuliahan perguruan tinggi negeri yang mangkrak pada 2019 ini, dianggarkan sebesar Rp1,65 triliun. Anggaran itu bisa memperbaiki gedung perkuliahan yang mangkrak di 30 perguruan tinggi negeri di Indonesia," ucapnya.

2.Anggaran perbaikan libatkan lembaga dunia

Untuk dananya selain dari pemerintah, Kemenristekdikti juga mendapatkan tambahan anggaran dari program Sustainable Development Solutions Network ( SDSN), Islamic Development Bank (IsDB), dan berbagai lembaga dunia yang berjumlah Rp600 miliar.

Penambahan anggaran ini menurut Nasir sepenuhnya akan digunakan untuk penambahan fasilitas ruang kuliah maupun laboratorium.

"Sehingga total anggaran yang kita kelola tahun ini mencapai Rp2,7 triliun. Angka ini hanya sekitar 1/6 dari kebutuhan sebenarnya yang mencapai Rp15 triliun," lanjutnya.

3. Anggaran perbaikan akan terus naik

IDN Times/Daruwaskita

Dalam program yang disusun Kemenristekdikti, penggunaan anggaran akan lebih banyak pada jaringan komputer yang mendukung perkuliahan jarak jauh (e-learning), yang fokus jurusan vokasi.

Namun khusus Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, penggunaan anggaran akan terserap pada perlengkapan pendukung ruang training center. Ruang ini diperuntukkan bagi mahasiswa maupun dosen dalam pengembangan hasil riset, guna memenuhi kebutuhan industri dan ini menjadi bagian program hilirisasi perguruan tinggi.

"Kami targetkan revitalisasi gedung mangkrak akan terus ditingkatkan mulai tahun ini, dan jumlah anggaran akan naik tiap tahun," kata Nasir.

Editorial Team