Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
timeofisrael.com

Padang, IDN Times - Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia Sumatera Barat (PAPDI Sumbar), Dr. Akmal Mukriady Hanif menyebutkan, persentase angka kasus kematian yang disebabkan oleh Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 di Sumbar, ternyata jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian nasional.  

Hingga Senin, data Gugus Tugas angka Kematian Kasus Nasional masih tinggi yakni 765 atau 8,4 persen. Angka nasional itu,  jauh di bawah angka presentase kasus kematian di Sumbar yang sudah mencapai 14 kasus atau 11,6 persen. 

1. Pemerintah disebut lamban di awal tangani COVID-19

Liputan6.com

Menurut Akmal Mukriady Hanif, negara memiliki dua pilihan di awal pandemik COVID-19. Yakni, Fight It Hard Now (berjuang keras sekarang) atau We Will Suffer a Massive Epidemic/Pandemic (kita akan menderita pandemik masif).

Pada akhirnya, negara atau pemerintah pusat kata Akmbal memilih opsi nomor dua. Keputusan itu menurutnya membuat masyarakat merasakan dampaknya sekarang, ketika betapa masifnya peningkatan jumlah kasus COVID-19 yang terkonfirmasi positif.

Dalam tata laksana epidemik atau pandemik wabah, kata Akmal, semua upaya yang dilakukan bertujuan untuk menurunkan puncak kurva kasus. Semakin intensif upaya yang dilakukan, semakin cepat kurva menjadi landai.

Dan ini juga tergantung kepada kapasitas pelayanan kesehatan yang berbeda di masing-masing daerah. Ia mencontohkan beberapa negara yang berupaya intensif untuk memotong rantai penyebaran dengan isolasi khusus, karantina di rumah, imbauan masker, cuci tangan hingga social distancing.

"Upaya ini bila dilakukan sejak awal oleh lebih dari 70 persen populasi atau penduduk, ternyata sangat  efektif. Secara bermakna, dapat menurunkan puncak kurva,” kata Akmal Mukriady Hanif, Selasa (28/4) 

2. Tiga hal ini sebabkan kasus positif COVID-19 terus bermunculan

Editorial Team

EditorAndri NH

Tonton lebih seru di