Jakarta, IDN Times - Dewan Etik Perkumpulan Survei Opini (PERSEPI) memanggil dua direktur lembaga survei, yakni Poltracking Indonesia dan Lembaga Survei Indonesia (LSI), Senin (28/10/2024). Hal ini terkait perbedaan kontras yang dihasilkan dua lembaga survei itu terkait hasil sigi terbaru di Pilkada Jakarta 2024.
Padahal, periode survei dua lembaga tersebut dilakukan dalam waktu berdekatan. LSI menggelar survei pada 10-17 Oktober 2024. Sedangkan, Poltracking Indonesia melakukan survei pada 10-16 Oktober 2024.
Hasilnya, survei LSI menunjukkan elektabilitas pasangan Pramono Anung-Rano Karno untuk sementara waktu tertinggi, yakni dipilih 42,6 persen responden. Sedangkan, paslon Ridwan Kamil-Suswono berada di posisi kedua, dengan tingkat keterpilihan 37,4 persen.
Sementara, hasil survei Poltracking Indonesia menempatkan pasangan Ridwan Kamil-Suswono unggul dengan tingkat keterpilihan 51,6 persen. Lalu, pasangan Pramono-Rano berada di urutan kedua dengan elektabilitas 36,4 persen.
Sedangkan, pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto di kedua survei tersebut ada di posisi buncit. Tingkat keterpilihan paslon nomor urut dua itu di kedua lembaga survei ada di angka 6,6 persen.
"Kami akan mengundang direktur eksekutifnya. Dr. Jayadi Hanan dari LSI dan Dr. Hanta Yudha dari Poltracking," ujar anggota tim Dewan Etik PERSEPI, Saiful Mujani, kepada IDN Times melalui pesan pendek, Senin (28/10/2024).
Ia mengatakan salah satu hal yang bakal didalami Dewan Etik PERSEPI yakni menyangkut sampel data yang diambil. Apa konsekuensinya bila ada lembaga survei yang ketahuan berbohong?