Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Anis Matta. (Dok. Gelora Media Center)

Jakarta, IDN Times – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Anis Matta, berharap semua pihak agar tidak memandang koalisi partai politik (parpol) pengusung bakal calon presiden (capres) 2024 tidak seperti menonton drama percintaan telenovela atau drama Korea (drakor).

"Kalau dulu kita suka nonton telenovela, kalau sekarang drakor, kau datang dan pergi sesuka hatimu. Jadi, kita mesti memandang koalisi ini tidak seperti menonton drama cinta dalam telenovela atau drama Korea," kata Anis Matta dalam program Anis Matta Menjawab Episode 12 dengan tema ‘Mengapa Ada Perubahan Koalisi?’ yang tayang di kanal YouTube Gelora TV, Senin (4/9/2023) malam.

Dalam program yang dipandu Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Komunikasi Organisasi DPN Partai Gelora Dedi Miing Gumelar, Anis Matta menegaskan, jika memandang perubahan koalisi sekarang seperti drama cinta, ada pertemuan dan ada perpisahan.

"Sebab, jika kita memandangnya seperti drama cinta, nanti ada pertemuan, ada perpisahan, terus ada pengkhianatan. Ada yang pergi dan ada yang ditinggalkan," katanya.

Apabila semua orang memandang koalisi seperti drama cinta, akan ada penyebutan bahasa pengkhianatan, perselingkuhan, perceraian, dan lain sebagainya.

1. Perubahan koalisi peristiwa yang lumrah terjadi di dalam politik

Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Anis Matta, dalam program Anis Matta Menjawab Episode #12 dengan tema ‘Mengapa Ada Perubahan Koalisi?’ yang tayang di kanal YouTube Gelora TV, Senin (4/9/2023) malam. (Dok. Gelora Media Center)

Anis Matta yang pernah menjabat Wakil Ketua DPR 2009-2013 ini menilai perubahan di dua koalisi, yakni di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), adalah peristiwa yang lumrah terjadi di dalam politik.

Anis Matta pun sudah memprediksi hal ini sebelumnya bakal terjadi bahwa akan ada kejutan-kejutan di Pilpres di 2024, dengan salah satu sumber kejutannya adalah pembentukan format koalisi yang ada sekarang.

"Nah, sekarang kita melihat kejutan-kejutan ini terus muncul, koalisinya terus berubah-ubah. Jadi sebenarnya kalau ada yang membentuk koalisi perubahan, itu hanya cita-cita. Tapi perubahan koalisi, itu fakta dan akan terus berubah tergantung realitas politik," katanya.

2. Ada dua pendekatan yang bisa menjadi tolok ukur dari perubahan koalisi

Editorial Team

Tonton lebih seru di