Jakarta, IDN Times - Ragam penolakan terhadap hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 terus mengemuka di ruang-ruang publik, menyusul semakin banyaknya laporan dugaan kecurangan pada Pemilu 2024.
Sejumlah elemen masyarakat turun ke jalan menggeruduk kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI untuk menolak hasil Pemilu 2024, dalam beberapa hari ini.
Dugaan kecurangan pemilu juga sempat diutarakan oleh tiga pakar hukum tata negara melalui film dokumenter berjudul Dirty Vote, yang disutradarai oleh jurnalis Dhandy Dwi Laksono.
Film yang mengungkap sejumlah indikasi kecurangan pemilu, mulai dari keberpihakan aparatur di tingkat elite hingga bawah itu dirilis pada hari pertama masa tenang pemilu atau 3 hari jelang pencoblosan.
Ketua Departemen Hukum Tata Negara Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM), Zainal Arifin Mochtar, yang merupakan salah satu bintang film dokumenter tersebut menegaskan, kecurangan pemilu bukan hal baru dalam dunia demokrasi.
Menurutnya, kejahatan demokrasi, konflik kepentingan, hingga kecurangan politik sangat umum terjadi. Menurutnya, problematika menahun ini terbentuk dalam sebuah sistem yang sudah tidak dapat dibendung.
"Inilah pentingnya bentuk kritik seperti film Dirty Vote yang juga dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Film ini tidak hanya menjadi ajang untuk mengkritik, namun turut memberikan pandangan kepada masyarakat dalam memberikan hak pilihnya," ujar Zainal.
Hasil akhir pemenang Pilpres 2024 memang belum diputuskan, karena hingga saat ini KPU masih terus melakukan penghitungan suara konkret (real count).
Mengacu pada PKPU, penghitungan suara dilakukan hingga 20 Maret 2024. Sedangkan penetapan hasil pemilu paling lambat tiga hari setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dibacakan jika terdapat permohonan perselisihan hasil.
Berdasarkan data real count sementara pada Selasa (20/2/2024) per pukul 18.00 WIB, pasangan capres dan cawapres nomor urut dua, Prabowo-Gibran, masih unggul. Pasangan yang disinyalir didukung Presiden Joko "Jokowi" Widodo itu telah berhasil mengantongi suara sebanyak 58.100.648 atau setara 58,72 persen.
Sejak hari pertama pencoblosan, Prabowo-Gibran unggul dalam penghitungan cepat (quick count) di berbagai lembaga survei di Indonesia.
Dewan Pembina Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Wiranto, beberapa waktu lalu mengatakan, mempunyai mimpi yang luar biasa yakni kemenangan untuk Prabowo-Gibran.
"Kita semua merasa berbahagia, suka cita karena the dreams come true, calon nomor 02, terbukti menjadi presiden dan wakil presiden Republik Indonesia," ujar Wiranto, di Djakarta Theater, Rabu (14/2/2024) lalu.