Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahatullahi wabarakatuh
Salam sejahtera untuk kita semua
Para wartawan yang saya hormati
Para pemimpin dan kader Demokrat yang saya cintai.
Alhamdulillah, hari ini saya bisa bersama-sama dengan para kader Demokrat yang datang dari berbagai daerah.
Saya mengucapkan terima kasih, atas solidaritas dan kebersamaan yang ditunjukkan oleh para kader, kepada saya selaku pimpinan Partai Demokrat dan hakikatnya kepada kita semua. Kita diuji kembali oleh Tuhan dan sejarah. Mudah-mudahan kita semua dengan ikhtiar dan upaya yang kita lakukan, serta dengan pertolongan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, ujian ini dapat kita hadapi dan kita lulus.
Para kader masih ingat ketika dulu dilaksanakan pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Sama situasi yang kita hadapi. Saya sebagai pemimpin partai waktu itu mengalami satu rangkaian fitnah dan serangan-serangan politik, yang menurut saya sangat keterlaluan dan jauh dari akhlak politik yang baik.
Saudara masih ingat saya dituduh menggerakkan dan mendanai sebuah aksi masa. Saya dituduh menggerakkan orang untuk melakukan pemboman istana, rumah saya digruduk oleh mereka-mereka yang akhirnya tidak bertangggung jawab, dan bahkan menjelang pemungutan suara pilkada Jakarta, ada pernyataan dari Saudara Antasari yang sangat tendensius dan akhirnya sangat merugikan perjuangan politik waktu itu.
Calon yang kita usung, kalah. Meskipun AHY dengan ikhlas, sabar, dan tawakal menerima hasil yang diterimanya dulu dan di tempat ini mengucapkan selamat kepada yang menang, masih ada kandidat dan akhirnya move on. Kita bangga dengan tradisi politik yang dianut oleh Partai Demokrat. Tetap saja, menyisakan hikmah dan pelajaran besar dalam dunia politik, tidaklah politik itu berakhlak.
Ketika saya bertemu Presiden Jokowi, saya sampaikan kepada beliau, berbagai fitnah yang dialamatkan kepada saya. Saya katakan kepada Bapak Presiden, Pak Jokowi, orang seperti saya, Bapak juga suatu saat akan mengalami seperti saya, tidaklah mungkin akan merusak negara. Beliau mengatakan, Pak SBY, saya tidak pernah menuduh seperti itu.
Saya jawab lagi, betul bapak, tetapi bapak tentu menerima laporan dari pembantu-pembantu bapak, tentang semuanya itu. Tapi itu sudah lewat, kami sudah dengan ikhlas menerima apa yang terjadi dulu.
Para kader, ini kesempatan yang baik, bagi saya untuk menjelaskan apa yang saya maksudkan, dengan ujian sejarah ini. Atau karena saudara juga sudah mendengar, bahkan bukan haya para kader, para sahabat di seluruh Tanah Air, rekan-rekan saya para mantan Menteri dan anggota kabinet yang juga memberikan simpati dan dukungan kepada saya, tetapi ada baiknya kalau saya jelaskan kembali kepada para kader yang hari ini nampak penuh emosi hadir di tempat ini.
Kali ini saya difitnah baik langsung maupun tidak langsung, sebagai ini kata-kata mereka, sebagai, ini kata-kata mereka, penguasa yang melakukan intervensi terhadap e-KTP. Seolah lagi-lagi menurut mereka saya mengatur dan terlibat dalam proyek pengadaan e-KTP itu. Belum selesai pergunjingan tentang itu, kemarin berlanjut yang kena sasaran adalah juga kader Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono, dikatakan menerima sejumlah dana yang berkaitan dengan e-KTP.