Pertemuan Anies Baswedan dengan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di rumah Anies, Selasa (21/3/2023). (dok. Partai Demokrat)
Saiful menyebut ada asumsi karena suara Anies dan Prabowo sama-sama besar sebagai calon presiden, maka jika disatukan suara mereka akan sangat besar dan bisa mengalahkan Ganjar. Namun, dalam studi ini, hal itu tidak terlihat. Suara mereka jika dipasangkan masih di bawah Ganjar.
Saiful menjelaskan alasan suara mereka di bawah Ganjar, yakni kemungkinan irisan yang tebal antara pemilih Prabowo dan Anies, sehingga ketika berpasangan, tidak menambah suara.
Dalam uji statistik ditemukan ada dua tokoh cawapres yang bisa membantu menaikkan suara Anies secara signifikan jika diambil sebagai cawapres melawan Ganjar, yakni AHY dan Khofifah.
“Jika Khofifah dipasangkan dengan Anies, punya probabilitas secara signifikan untuk menaikkan suara Anies. Demikian pula AHY, jika dipasangkan dengan Anies, suara Anies punya peluang untuk naik secara signifikan,” ujar Saiful.
Untuk Prabowo, sejumlah nama-nama tokoh yang diuji pengaruhnya antara lain adalah Muhaimin Iskandar, Airlangga, Anies, Khofifah, Mahfud MD, dan Puan Maharani.
Dalam variabel kontrol, disebutkan jika pemilihan presiden dilaksanakan sekarang dan yang maju sebagai calon adalah Prabowo berhadapan dengan Ganjar, Prabowo mendapatkan suara 38 persen, Ganjar 49 persen, dan belum tahu 13 persen.
Jika Prabowo memilih Muhaimin sebagai cawapres melawan Ganjar, suara Prabowo menjadi 42 persen dan Ganjar 38 persen. Jika berpasangan dengan Airlangga, suara Prabowo menjadi 42 persen dan Ganjar 44 persen. Jika berpasangan dengan Anies, dukungan pada Prabowo menjadi 44 persen dan Ganjar 36 persen.
Sedangkan, jika berpasangan dengan Khofifah, suara Prabowo menjadi 49 persen dan Ganjar 35 persen. Jika mengambil Mahfud MD sebagai cawapres, suara Prabowo menjadi 39 persen dan Ganjar 44 persen. Jika berpasangan dengan Puan, suara Prabowo menjadi 36 persen dan Ganjar 42 persen.
Dalam uji statistik, semua nama yang coba dipasangkan dengan Prabowo sebagai cawapres melawan Ganjar tidak menaikkan suara Prabowo secara signifikan.
Saiful menyimpulkan, tidak ada nama cawapres sejauh ini yang bisa membantu menaikkan suara Prabowo. Prabowo, kata dia, harus bergantung pada dirinya sendiri untuk mengalahkan Ganjar.
Sementara Anies, ada dua nama yang potensial meningkatkan suaranya melawan Ganjar jika dijadikan cawapres. Mereka adalah Khofifah dan AHY.
“Kalau calon wakil presiden untuk Anies adalah Khofifah atau AHY, maka ada peluang untuk memperkuat elektabilitas Anies secara signifikan,” kata Saiful, dalam keterangan pers baru-baru ini.
Saiful melihat indikasi Anies lemah di Jawa Timur. Khofifah sebagai orang yang berpengaruh di Jaitm dapat menutupi kekurangan ini. Khofiffah sudah beberapa kali teruji kompetitif dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur.
Selain Khofifah, AHY juga berpotensi menaikkan suara Anies secara signifikan jika diambil sebagai cawapres melawan Ganjar. Alasannya, menurut Saiful, karena AHY tidak bisa dipisahkan dari Demokrat dan lebih khusus dengan SBY sebagai orang Pacitan, Jawa Timur, dan punya basis kuat di wilayah tersebut.
Kemenangan Demokrat pada Pileg 2009 sekitar 20 persen dan mengalahkan PDIP, menurut Saiful, karena dukungan kuat dari Jawa Timur. Jatim adalah lumbung suara Demokrat ketika itu.
Khofifah dan AHY memiliki basis yang sama-sama kuat di Jawa Timur. Bedanya, kata Saiful, Khofifah kuat di basis santri NU yang ada di wilayah Tapal Kuda. Sebaliknya, SBY atau AHY memiliki basis di wilayah Mataraman yang secara tradisional dalam studi antropologis disebut sebagai daerah kaum abangan.
“Dua tokoh ini, Khofifah dan AHY, bisa mengisi kekurangan Anies,” kata Saiful.
Pertanyaannya, lanjut Saiful, siapa di antara keduanya yang kemudian lebih potensial untuk dipertimbangkan menjadi cawapres Anies? Khofifah, kata Saiful, memang memiliki kekuatan elektoral seperti AHY, tapi dia tidak punya kekuatan politik untuk membangun koalisi. Khofifah bukan tokoh partai yang bisa mengarahkan keputusan partai untuk berkoalisi.
Sementara AHY adalah ketua umum Partai Demokrat. Dan partainya sudah menginginkan agar dia menjadi cawapres Anies. Dan jika Demokrat mencabut dukungan atau keluar dari Koalisi Perubahan, maka koalisi itu akan bubar.
“Di situ kekuatan AHY yang tidak dimiliki oleh Khofifah. AHY punya partai sebagai kekuatan politik yang bisa menggenapi Koalisi Perubahan (yang mendukung Anies sebagai Capres),” ujar Saiful.
Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times.