Ilustrasi Virus Corona. (IDN Times/Aditya Pratama)
Di sisi lain, ada juga cerita dari Christian Sundoro. Sejak awal Januari 2021, Christian sudah mulai bekerja di Pontianak, Kalimantan Barat. Selama bekerja di Pontianak, Christian mengungkapkan kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan terbilang kurang. Bahkan, dia menyebut banyak masyarakat yang terkesan menyepelekan penggunaan masker.
"Untuk pemakaian masker, banyak masyarakat yang menggunakan hanya sebagai formalitas. Khususnya untuk pemakaian masker medis, masyarakat di sini bisa menggunakan hingga berkali-kali. Hanya segelintir masyarakat yang sangat ketat untuk protokel kesehatan," cerita Christian kepada IDN Times.
Tak hanya itu saja, pria berusia 26 tahun ini juga mengatakan masih banyak masyarakat di Pontianak dan sekitarnya yang tidak percaya pada COVID-19. Dia menilai hal itu terjadi karena minimnya imbauan pemerintah daerah soal COVID-19 di sana.
"Saya pernah kunjungan kerja ke daerah Singkawang dan Sambas, masyarakat di sana sepertinya kurang diberikan imbauan mengenai pandemik COVID-19. Karena, mereka banyak yang percaya virus ini hanya bualan. Bahkan, ada yang percaya virus itu hanya sakit flu biasa yang didramatisir saja oleh pemerintah," tuturnya.
Untuk pengetatan protokol kesehatan, Christian menyampaikan, petugas Satpol PP di Pontianak terhitung sering melakukan razia, khususnya di tempat-tempat hiburan, warung kopi, hingga pasar. Biasanya, petugas akan melakukan tes antigen secara acak pada masyarakat yang terjaring razia protokol kesehatan.
Kendati, Christian tetap menyayangkan kurangnya informasi atau penyuluhan kepada masyarakat tentang protokol kesehatan. Sehingga, banyak dari mereka yang menganggap remeh.
"Masyarakat masih banyak yang bersantai, berkerumun di kedai-kedai kopi, pergi ke mal. Masih banyak juga masyarakat yang mengadakan acara dan menyebabkan kerumunan orang seperti pengajian, pernikahan, sunatan, bahkan acara-acara ulang tahun biasa," ujar Christian.
Namun, lanjut dia, sejak diterapkannya PPKM level 4, kegiatan berkerumun masyarakat jadi semakin berkurang. Tapi saat aturan dilonggarkan, protokol kesehatan mulai diabaikan lagi oleh masyarakat.
"Semenjak diberlakukan PPKM darurat kemarin untuk kegiatan masyarakat dapat diminimalisir karena semua warung makan, kedai kopi hanya di perbolehkan take away, dan petugas gabungan selalu melakukan patroli di malam hari. Sekarang sih sudah mulai kendur lagi karena sudah banyak masyarakat mulai bersantai nongkrong di warung makan, kedai kopi, restoran, hingga hiburan malam," jelas Christian.