Jakarta, IDN Times - Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Daniel Johan, ikut berkomentar ketika Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengunjungi Pondok Pesantren Tebuireng, Jawa Timur pada 4 Mei 2022 lalu. Saat berada di sana, Prabowo juga bertemu dengan salah satu cucu pendiri NU, KH Irfan Yusuf Hasyim.
Pria yang kerap disapa Gus Irfan itu mengaku pernah mendengar Abdurrahman Wahid memprediksi Prabowo bakal menjadi presiden di usianya yang tua. Menurut Daniel, prediksi Presiden ke-4 RI itu bisa jadi tanda bahwa PKB bisa bermitra dengan Gerindra dalam pemilu 2024.
"Gus Dur itu bagi PKB selain pendiri, juga kami anggap wali. Ucapan dan pemikiran beliau sangat visioner serta melampaui zaman. Semoga, ini tanda baik bagi kerja sama dan koalisi yang lebih kuat dengan PKB," ungkap Daniel pada 5 Mei 2022 lalu di Jakarta.
Ia menambahkan, akar rumput PKB yang identik dengan Nahdlatul Ulama (NU) ada yang ingin menduetkan Muhaimin Iskandar dengan Prabowo. Namun, hingga kini belum ada keputusan resmi siapa yang bakal diusung oleh PKB pada pemilu 2024 mendatang. Apalagi, pria yang akrab disapa Cak Imin itu pernah masuk ke dalam daftar elite parpol yang mengampanyekan agar pemilu 2024 sebaiknya ditunda.
"Kami perlu menjawab aspirasi para kader di grass root. Caranya dengan berbuat yang terbaik untuk rakyat, terus mengawal kepentingan dan harapan rakyat," katanya.
Berdasarkan data perolehan suara di pemilu 2019 lalu, Partai Gerindra berhasil meraup 17.594.839 atau setara 12,57 persen. Sedangkan, PKB meraih 13.570.097 atau setara 9,69 persen.
Bagi Gerindra, cukup berkoalisi minimal dengan satu parpol, maka mereka sudah bisa mengajukan capres pada pemilu 2024. Apa respons Gerindra dengan sinyal duet dari PKB?