Jakarta, IDN Times - Pelaksana Tugas Ketum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Mardiono didampingi sejumlah petinggi parpol mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Senin (12/9/2022). Mardiono datang menyerahkan Surat Keputusan (SK) Menkumham yang dirilis pada 9 September 2022 lalu terkait pergantian pucuk pimpinan.
Bila sebelumnya kursi ketua diisi oleh Suharso Monoarfa. Maka, melalui Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) 4 September 2022, Suharso dilengserkan dan diganti oleh Mardiono.
Kubu Mardiono bergerak cepat dan langsung mendaftarkan hasil mukernas itu ke Kemenkumham. Kurang dari satu minggu, hasil mukernas itu disahkan oleh Menkumham Yasonna Laoly.
"Alhamdulilah, dari DPP PPP sudah menyampaikan susunan perubahan struktur organisasi partai. Dari kesemuanya itu, tidak ada perubahan. Yang berubah hanya satu yakni ketua umum yang semula dijabat oleh Bapak Suharso Monoarfa dan saat ini diamanahkan ke saya," ujar Mardiono kepada media di kantor KPU, Jakarta Pusat.
Mardiono pun mengakui partai yang kini ia pimpin justru mengalami konflik saat proses pendaftaran menjadi peserta Pemilu 2024. Maka, setelah menyerahkan SK dari Kemenkumham, PPP akan mengikuti tahapan seperti partai lain yaitu merampungkan verifikasi administrasi.
Lalu, setelah Suharso dilengserkan dari kursi ketua umum, bagaimana relasi petinggi di DPP terhadap Menteri PPN itu?