Dedi kemudian memaparkan kronologi bentrok antar warga desa di Buton, Sulawesi Tenggara. Bentrok itu berawal dari konvoi sepeda motor para pemuda Desa Sampoabalo saat melewati Desa Gunung Jaya pada Selasa, 4 Juni 2019 sekitar pukul 21.00 WIB.
Pada Rabu, 5 Juni 2019 sekitar pukul 13.00 WIB, seorang pemuda dari Desa Sampoabalo melakukan silaturahmi ke rumah saudaranya dengan melewati Desa Gunung Jaya. Saat melewati desa itu, pemuda dari Desa Gunung Jaya secara sengaja memanah pemuda dari Desa Sampoabalo.
"Ada pemuda dari Desa Gunung Jaya membusur, menembak dengan menggunakan busur dari besi itu mengenai dada sebelah kiri. Kemudian pemuda tersebut langsung melaporkan kepada masyarakat yang ada di Desa Sampoabalo," papar Dedi.
Sekitar pukul 14.00 WIB, lanjut Dedi, sebanyak 100 lebih warga Desa Sampoabalo melakukan serangan ke Desa Gunung Jaya. Dalam serangan itu, sekitar 50 rumah dibakar beserta satu unit mobil dan motor.
"Aparat kepolisian dan TNI berusaha untuk meredam, melokalisir agar kejadian tersebut tidak meluas," kata Dedi.
Kemudian, bentrok susulan terjadi pada Kamis, 6 Juni 2019. Bentrokan itu kata Dedi, melibatkan kelompok etnis tertentu. Mereka bergabung dengan warga Desa Gunung Jaya untuk melakukan penyerangan balik.
"Sehingga mengakibatkan beberapa orang terluka dan dua orang meninggal dunia," jelas Dedi.