Jakarta, IDN Times - Anggota komisi III DPR, Trimedya Panjaitan berpesan kepada Ketua Harian Kompolnas, Benny J. Mamoto agar segera dapat mengungkap kejanggalan-kejanggalan di dalam kasus saling tembak personel Polri di rumah dinas Kadiv Propam pada 8 Juli 2022 lalu.
Beragam kejanggalan semakin menyeruak lantaran beberapa pihak justru menyampaikan keterangan berbeda soal peristiwa mematikan di daerah Duren Tiga, Jakarta Selatan. Salah satu yang lantang bersuara adalah Ketua RT di komplek perumahan Polri, Seno Sukarto.
Ia mengaku kecewa lantaran tidak ada dari pihak Irjen (Pol) Ferdy Sambo yang mengabarkannya telah terjadi peristiwa baku tembak di rumah dinas itu pada 8 Juli 2022 lalu. Bahkan, ia juga tak dimintai izin, saat polisi berpakaian preman mengganti decoder CCTV di pos pengawasan komplek perumahan itu.
"Tentunya kami berharap benar bahwa tim khusus yang dibentuk oleh Kapolri yang turut menggandeng Kompolnas bisa mengungkap kejanggalan-kejanggalan yang muncul dalam kasus ini," ungkap Trimedya kepada media pada Kamis, (14/7/2022).
Selain itu, Benny juga diharapkan bisa mengungkap keberadaan tiga ponsel milik Brigadir J yang hingga saat ini masih hilang. Ponsel milik Brigadir J bisa dijadikan salah satu alat bukti untuk mengungkap peristiwa mematikan pada pekan lalu.
"Itu kan aneh. Masak ada tiga ponsel, lalu semuanya hilang," tutur dia.
Di sisi lain, politikus PDI Perjuangan itu juga berharap dengan terangnya kasus, maka tidak ada lagi fitnah-fitnah kepada pihak tertentu. Ia tak ingin Brigadir J yang sudah meninggal masih menjadi sasaran fitnah dari beberapa pihak.
"Saya sudah bilang dari kemarin jangan sampai orang yang sudah meninggal masih difitnah juga. Itu perbuatan yang tidak bertanggung jawab namanya," katanya lagi.
Lalu, sudah sejauh mana pengusutan kasusnya bergulir?