Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi prajurit TNI Angkatan Darat (AD). (ANTARA FOTO/Aprilio Akbar)
Ilustrasi prajurit TNI Angkatan Darat (AD). (ANTARA FOTO/Aprilio Akbar)

Intinya sih...

  • 15 orang ditangkap polisi, 8 tersangka sudah ditetapkan

  • 4 pelaku mengantar korban ke lokasi di Cawang dan membuang jenazah

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Polisi Militer Kodam Jaya membenarkan soal adanya dugaan keterlibatan anggota TNI Angkatan Darat (AD) dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang (Kacab) BRI Cempaka Putih, Muhammad Ilham Pradipta. Namun, belum diketahui jumlah personel yang diduga terlibat dalam tindak pidana tersebut.

Danpomdam Jaya, Kolonel CPM Donny Agus, membenarkan adanya dugaan keterlibatan prajurit TNI AD. Kini pihaknya masih melakukan pendalaman atas dugaan keterlibatan tersebut.

"Betul (ada dugaan keterlibatan anggota TNI). Kami sedang memeriksa terkait dugaan tersebut," ujar Donny kepada IDN Times, Rabu (10/9/2025).

Isu soal dugaan keterlibatan prajurit TNI dalam pembunuhan Muhammad Ilham Pradipta sudah santer terdengar sejak akhir Agustus 2025 lalu. Hal itu lantaran pengacara dari keempat tersangka mengatakan kliennya beraksi atas suruhan dari anggota TNI berinisial F. Itu sebabnya, keempat tersangka memohon perlindungan kepada Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto.

Namun, Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Brigjen TNI Freddy Ardianzah menepis sudah ada permohonan perlindungan yang ditujukan kepada Agus.

"Permohonan perlindungan yang dimaksud sampai saat ini tidak ada," ujar Freddy kepada IDN Times pada 27 Agustus 2025 lalu.

1. Sudah ada 15 orang yang ditangkap polisi

Ilustrasi borgol. (IDN Times/Mardya Shakti)

Sejauh ini, sudah ada 15 orang yang diamankan polisi. Sebelumnya, delapan orang sudah ditetapkan tersangka. Kedelapan tersangka memiliki peran sebagai pelaku penculikan dan sebagian lagi bertugas memerintahkan tindak kejahatan tersebut.

Empat orang pelaku penculikan berinisial AT, RS, RAH, dan RW. Sementara, empat orang yang memerintahkan penculikan berinisial C, DH, YJ, dan AA. Delapan orang itu ditangkap di lokasi yang berbeda-beda.

Selain memohon kepada Panglima TNI, pelaku juga meminta perlindungan kepada Kapolri.

2. Empat pelaku bertugas mengantar korban ke suatu lokasi di Cawang

Empat tersangka diduga otak penculikan Kepala Cabang Pembantu sebuah Bank di Cempaka Putih, Mohamad Ilham Pradipta. (Dok. Polda Metro Jaya)

Pengacara keempat tersangka, Adrianus Agal, mengatakan, empat tersangka bertugas mengantar korban ke salah satu lokasi di Cawang. Mereka kemudian ditugaskan menjemput kembali korban dari lokasi tersebut.

Namun saat mereka menjemput korban di Cawang, baru diketahui Muhammad Ilham Pradipta tak lagi bernyawa. Mereka kemudian kembali mendapat perintah dari seseorang berinisial F untuk membuang jenazah korban.

"Adik kami, Eras (tersangka EW) diminta untuk menjemput paksa. Setelah adik kami, Eras dan kawan-kawan menjemput di waktu sore, ada perintah dari oknum F," ujar Agal di Polda Metro Jaya, Selasa (26/8/2025).

Usai penyerahan korban di Cawang, Eras dan tiga rekannya meninggalkan tempat kejadian perkara (TKP). Namun, mereka kembali mendapat perintah untuk mengantar pulang korban.

3. Salah satu tersangka yang sudah ditangkap adalah motivator

Dwi Hartono, salah satu dari 15 tersangka penculikan dan pembunuhan kepala cabang BRI Cempaka Putih, Ilham Pradipta (Dok. Istimewa)

Diketahui, dari 15 orang yang sudah ditangkap, salah satunya adalah seorang pengusaha bimbingan belajar (bimbel). Tersangka tersebut adalah Dwi Hartono.

"Membenarkan, (Dwi Hartono). Iya benar (dia pengusaha bimbel),” ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi ketika dihubungi.

Dwi Hartono juga diketahui sebagai salah satu motivator. Dia memiliki channel YouTube bernama Klan Hartono.

Ade Ary menambahkan, saat ini sudah ada 15 orang yang diamankan. Tim penyidik, kata Ade, masih memeriksa mereka untuk mengetahui motifnya.

"Kami menerapkan prinsip kehati-hatian dan proporsional," ucap dia.

Editorial Team