POP Jadi Polemik, Nadiem Diminta Sowan ke NU dan Muhammadiyah

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim untuk sowan ke Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah untuk menjelaskan duduk perkara Program Organisasi Penggerak (POP).
"Saya minta kepada Mendikbud, datanglah ke Pengurus Besar NU, datanglah ke Muhammadiyah, setidaknya terjadi suatu komunikasi," kata Cak Imin dikutip dari ANTARA, Sabtu (25/7/2020).
1. Kesepahaman diperlukan dalam membangun kerja sama
Dengan begitu, Cak Imin berharap hubungan Kemendikbud kepada NU dan Muhammadiyah kembali akur, gotong-royong membangun pendidikan. Ketua Umum PKB itu mengatakan kesepahaman diperlukan dalam membangun kerja sama untuk mencapai cita-cita Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Saya dukung Menteri Pendidikan untuk berbuat dan menata sungguh-sungguh pendidikan, tapi jangan lupa kita butuh persamaan," kata Cak Imin.
2. NU dan Muhammadiyah mundur dari POP Kemendikbud
Sebelumnya, hasil seleksi POP Kemendikbud memicu kontroversi publik. Selain masuknya dua yayasan yang terafiliasi ke perusahaan-perusahaan besar, banyak entitas baru di dunia pendidikan lolos seleksi program.
Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif PBNU dan Majelis Pendidikan Dasar-Menengah PP Muhammadiyah pun menyatakan mundur dari kepesertaan POP sebagai bentuk protes.
3. Putera Sampoerna dan Tanoto Foundation lolos POP Kemendikbud
Dua yayasan raksasa yang lolos POP ialah Putera Sampoerna dan Tanoto Foundation. Dua yayasan ini masuk dalam kategori gajah yang bisa mendapatkan hibah hingga Rp20 miliar per tahun.
Putera Sampoerna dan Tanoto Foundation termasuk organisasi dari 156 ormas yang lolos sebagai organisasi penggerak. Mereka masuk organisasi penggerak dengan kategori gajah.
Untuk kategori gajah, kata dia, organisasi penggerak bisa mendapatkan alokasi anggaran hingga Rp20 miliar per tahun, dengan sasaran lebih dari 100 sekolah, baik jenjang PAUD, SD, atau pun SMP.