Jakarta, IDN Times - Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Mardiono mengakui dalam pembicaraan dengan Ketum Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra, sempat muncul tawaran untuk mengajak PBB masuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Apalagi hingga saat ini KIB masih membuka diri bagi parpol lain untuk bergabung. Mardiono mengutip pernyataan Ketum Partai Golkar yang menyebut koalisi baru itu dinamakan KIB plus-plus.
"KIB membuka diri untuk menambah koalisi lain, tak terkecuali dengan PDIP atau partai-partai lain, termasuk PBB tentunya. Hal itu sering disebutkan oleh Ketum Golkar sebagai KIB plus-plus. Kami masih terbuka dan masih menunggu, kemungkinan itu bisa saja. Tidak tertutup," ungkap Mardiono di kantor DPP PPP di Jakarta Pusat pada Senin, (13/3/2023).
Ia juga menyebut bahwa kedekatan antara Yusril dengan PPP sudah terjalin lama. Salah satunya pada tahun 1997, Yusril ikut berkampanye bagi partai dengan dominasi warna hijau tersebut.
"Jadi, Prof Yusril sudah menjadi penopang bagi eksistensi PPP yang sudah berusia 50 tahun lebih. Jadi, kemudian Beliau punya partai sendiri ya boleh lah bekerja berbeda tetapi hatinya tetap satu," tutur dia.
Sementara, Yusril menyebut bahwa peta koalisi Pemilu 2024 masih cair. Meski pada Pemilu 2019, PBB ikut berada dengan PPP di dalam koalisi kabinet.
"Apalagi kan PBB juga (mendapat) posisi Wamen di dalam (kabinet) dan itu kan sudah menandakan bagian dari koalisi," ujarnya.
Presiden Joko "Jokowi" Widodo, kata Yusril, justru berharap KIB terus dipertahankan. Dengan begitu, parpol lain berpeluang ikut bergabung seperti Partai Gerindra dan Partai Amanat Nasional (PAN). Namun, itu dalam konteks koalisi di dalam kabinet.
Lalu, apa strategi PBB agar bisa memenangkan Pemilu 2024?