Ketua Umum PAN, PPP, dan Golkar dalam pertemuan KIB di Makassar, Minggu (6/11/2022)/Istimewa
Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komaruddin, menilai, wajar apabila PPP mulai bermanuver untuk mencari mitra politik jelang Pemilu 2024. Apalagi hingga kini, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) belum mengumumkan capres dan cawapres untuk diusung.
Menurut Ujang, bila KIB lambat menentukan sikap, yang paling terkena dampaknya adalah partai dengan dominasi warna hijau tersebut. Sebab, mereka hanya punya 19 kursi di parlemen.
"KIB ini kan lama dalam menentukan capres karena menunggu resto Jokowi itu. Tetapi, dalam perjalanannya mengalami kemandekan. Karena kalau PPP menunggu dalam jangka waktu yang lama, maka yang paling dirugikan adalah PPP. PPP yang paling rawan dan gagal melaju ke Senayan," ungkap Ujang ketika dihubungi IDN Times, Sabtu (11/3/2023).
Pernyataan Ujang itu menanggapi pernyataan dari Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Muhammad Romahurmuziy, pekan lalu. Pria yang akrab disapa Rommy itu mengatakan, KIB saat ini mandek lantaran belum ada titik temu soal capres dan cawapres yang bakal diusung.
Ujang pun tak menampik situasi di KIB saat ini tengah mandek. Apalagi, ia mendengar bahwa saat ini KIB kekurangan logistik.
"Saya mendengar juga dari internal mereka, bahwa tidak ada uang di KIB. Artinya, partai kan tetap butuh uang untuk menggerakan legislatif. Kalau capres-cawapresnya belum ada, mau minta (logistik) ke mana mereka," tutur dia.