Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tak membantah bila dalam pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) rentan terjadi praktik korupsi. Salah satu praktik yang lumrah terjadi yakni penggelembungan harga alutsista secara gila-gilaan atau lazim disebut mark-up. Dalam program siniar bersama Deddy Corbuzier, Prabowo bahkan menyebut ada pihak ketiga yang mengambil keuntungan hingga 600 persen.
"Yang penting bagi saya kalau yang sudah gila-gilaan, barang katakanlah X harganya Y, lalu mark up-nya sampai 600 persen, saya katakan maaf (saya tidak bisa setujui)," kata Prabowo dalam tayangan YouTube yang diunggah pada Minggu, 13 Juni 2021.
Ia mengatakan, bila keuntungan yang diambil dari transaksi penjualan alutsista itu di luar akal sehat, maka Prabowo enggan tanda tangan. Ia mengklaim akan lapor ke presiden mengenai temuannya itu.
"Itu kan tanggung jawab saya, kepada presiden, rakyat, dan sejarah. Saya takut dikutuk oleh generasi selanjutnya. Gue gak mau deh kalau (mark up-nya) sudah gila-gilaan," tutur Prabowo lagi.
Apakah ini berarti tuduhan yang sempat disampaikan oleh pengamat isu militer dan akademisi, Connie Rahakundini Bakrie, soal adanya mafia alutsista terkonfirmasi?