Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengaku terkesan dengan pembangunan dan kemajuan yang dilakukan oleh Tiongkok. Sebab, mereka berhasil mengangkat mayoritas rakyatnya dari garis kemiskinan. Bila 40 tahun lalu, lebih dari 99 persen rakyatnya miskin maka kini situasi itu terbalik.
"Dulu bila bentuk piramidanya hanya persen persen yang di atas dan 99 persen (rakyatnya) ada di bawah, in one generation mereka berhasil membalik piramida itu. Kini, satu persen rakyatnya yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Sebanyak 99 persen berhasil keluar dari situ (kemiskinan)," ujar Prabowo ketika berbicara dalam program HUT ke-50 Centre for Strategic And International Studies (CSIS) dengan topik "Pidato Kebangsaan Ketua Umum Partai Politik" yang tayang di kanal YouTube CSIS pada Senin (16/8/2021).
Ia menaruh harapan terhadap organisasi think tank CSIS untuk menganalisa itu lalu berhasil memperoleh jawaban cara Tiongkok bisa mengangkat rakyatnya dari bawah garis kemiskinan. Dalam pidatonya, Prabowo menggaris bawahi belajar dari Tiongkok bukan berarti harus mengganti ideologi Pancasila menjadi komunis.
"Ideologi apapun ujian akhirnya adalah bisa gak memberikan kesejahteraan kepada rakyat," tutur dia lagi.
Menurut pria yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan itu, tidak ada manfaatnya berbicara mengenai Pancasila kepada rakyat, bila kebutuhan dasarnya yakni pangan belum terpenuhi. "Kalau dia gak ada obat, tak punya sandang, ya boro-boro berpikir mengenai Pancasila," kata Prabowo.
Mayoritas rakyat Indonesia kini hanya memikirkan bagaimana bisa bertahan hidup untuk makan esok dan lusa. Apakah Indonesia bisa meniru Tiongkok untuk membawa rakyat keluar dari kemiskinan?