Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, menyadari keputusannya membeli 12 unit jet tempur Mirage 2000-5 bekas Angkatan Udara (AU) Qatar, menunai banyak komentar nyinyir. Padahal, salah satu dasar ia membeli jet tempur bekas karena butuh alutsista pesawat tempur yang bisa melaksanakan tugas dengan cepat.
Kehadiran Mirage 2000-5 nantinya sambil menunggu selesainya pembuatan jet tempur Rafale. Prabowo menyebut unit pertama Rafale diprediksi baru tiba di tanah air 36 bulan mendatang.
Rafale sendiri merupakan jet tempur buatan Prancis dengan teknologi terbaru generasi 4,5.
"Setelah itu, (jet tempur) akan tiba secara bertahap satu demi satu. Mungkin skadron pertama akan siap kira-kira empat tahun lagi di Pekan Baru, Riau. Dari momen saat ini hingga empat tahun mendatang, kita butuh satu kekuatan detterent," ujar Prabowo di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (6/7/2023).
Itu sebabnya, kata dia, Kemhan butuh pesawat tempur sementara yang bisa segera digunakan.
Prabowo pun mengakui bahwa kemampuan Mirage 2000-5 tidak sama dengan Rafale. Sebab, teknologi yang digunakan jet tempur produksi Dassault itu adalah keluaran terbaru.
"Tetapi, karena sama-sama buatan Dassault dan saya diberikan penjelasan, banyak sistemnya (di Mirage 2000-5) menuju ke tingkat Rafale," kata dia.
Ia pun tak menampik bahwa 12 unit pesawat tempur yang bakal diboyong ke Indonesia bukan alutsista baru. "
Saya juga menyadari ada yang seolah-olah nyinyir, seolah-olah mau macem-macem dan bilang ini pesawat bekas, ini pesawat bekas. Tetapi, memang begini lah keadaannya," ujar mantan Danjen Kopassus itu.