Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gubernur Jakarta Pramono Anung di Balai Kota, Rabu (23/4/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Gubernur Jakarta Pramono Anung di Balai Kota, Rabu (23/4/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Intinya sih...

  • Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, terkejut melihat banyaknya ijazah tertahan di sekolah dan perguruan tinggi.
  • Pemprov DKI Jakarta melakukan pemutihan ijazah dalam gelombang pertama dan akan berlanjut ke tahap kedua serta ketiga.
  • Pemprov DKI bekerja sama dengan Baznas Bazis DKI menyerahkan bantuan pendidikan untuk penebusan ijazah tertahan kepada 117 lulusan.

Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengaku terkejut melihat banyaknya ijazah yang masih tertahan di sekolah-sekolah. Karena itu, pihaknya melakukan pemutihan ijazah di wilayah Jakarta, yang saat ini sudah memasuki gelombang pertama.

"Yang pertama, saya sendiri juga kaget, ternyata jumlahnya banyak banget, memang banyak yang belum terlaporkan," kata Pramono, Sabtu (26/4/2025).

Menurut Pramono, kasus ijazah tertahan tidak hanya terjadi di tingkat sekolah, tetapi juga perguruan tinggi. Saat audiensi dengan salah satu perguruan tinggi, ternyata banyak ijazah yang tak diambil.

1. Akan dilanjutkan ke beberapa tahap pemutihan

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung membuka Musrenbang RPJMD Tahun 2025-2029 dan RKPD 2026 Provinsi DKI Jakarta di Balai Kota, Rabu (23/4/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Pramono memastikan, program pemutihan ijazah yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta ini akan terus berlanjut dalam waktu dekat. 

"Dalam minggu-minggu ini, minggu depan, saya sendiri akan hadir di dalam pemutihan tahap kedua, nanti yang ketiga saya akan minta Pak Wagub, supaya ini ada gaungnya, supaya orang mendengar bahwa pemerintah Jakarta sekarang memutikan ijazah-ijazah baik SD, SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi," ujarnya.

2. Pemerintah hadir jika memang masyarakat tak bisa tebus

Default Image IDN

Pram sapaan karibnya menegaskan, kondisi ini tidak boleh dibiarkan. Karena menurutnya, pendidikan yang dilakukan salah satunya untuk mendapat ijazah, jika tidak mampu menebus, maka pemerintah yang akan hadir.

"Nah yang seperti-seperti ini gak boleh terjadi, gak boleh. Orang sekolah itu kan untuk mendapatkan ijazah. Ketika dia tidak mampu menebus karena memang tidak mampu, pasti ini dari keluarga yang tidak mampu, dan untuk itu ya pemerintah yang hadir di sana," katanya.

Pramono menekankan bahwa Pemprov DKI memprioritaskan bantuan untuk masyarakat miskin. 

3. Pemprov gunakan dana dari Baznas

Default Image IDN

Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan Baznas Bazis DKI menyerahkan bantuan pendidikan untuk penebusan ijazah tertahan Tahap I kepada 117 lulusan, dengan total nilai mencapai Rp596.422.200. Penyerahan bantuan dilaksanakan pada Jumat (25/4/2025) di Auditorium Ki Hajar Dewantara, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.

Program bantuan penebusan ijazah ditujukan bagi lulusan dari keluarga tidak mampu yang ijazahnya masih tertahan di sekolah akibat tunggakan administrasi.

"Rencananya, bantuan tahap kedua akan menyasar sekitar 250 lulusan lainnya dan akan diserahkan paling lambat pada minggu kedua bulan Mei 2025,” ujar Staf Khusus Gubernur/Wakil Gubernur DKI Jakarta, Cyril Raoul Hakim dalam keterangannya.

Editorial Team