Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo akhirnya mengumumkan 9 nama anggota panitia seleksi capim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada (17/5). Kendati pimpinan jilid keempat baru akhir mengakhiri jabatannya pada Desember 2019, namun proses pemilihannya sudah harus dimulai sejak jauh-jauh hari.
Namun, sayangnya oleh sebagian masyarakat, pansel capim KPK periode 2019-2023 malah dinilai lebih buruk dari pansel periode sebelumnya. Hal itu lantaran ada beberapa anggota pansel yang dinilai dekat dengan institusi Polri. Ada pula yang di masa lalu pernah menuntut jasa laundry senilai Rp210 juta hanya gara-gara jasanya tidak licin.
Yenti Garnasih yang ditunjuk oleh Jokowi sebagai ketua pansel capim KPK juga tak luput dari kritik. Masyarakat sipil antikorupsi diklaim Yenti pernah mengkritiknya tak punya semangat pemberantasan rasuah.
Lalu, apa komentar Yenti terhadap kritik tersebut?
"Padahal, yang suka ke pengadilan dan dijadikan saksi ahli, lalu ngotot agar kasus korupsi juga dikenakan pasal TPPU lalu menang itu saya. Masak saya dibilang tidak memiliki semangat pemberantasan korupsi?," kata Yenti yang ditemui khusus oleh IDN Times di ruang kerjanya di lantai 10 ruang rektorat Universitas Trisakti pada (28/5) lalu.
Lalu, siapa saja sih 9 anggota pansel capim KPK? Apa betul klaim sebagian masyarakat yang menyebut mereka adalah pansel terburuk yang pernah ditunjuk oleh Presiden? Berikut penelusurannya.