Profil Doni Monardo, Mantan Danjen Kopassus yang Tangani COVID-19

Jakarta, IDN Times - Letjen (Purn.) Doni Monardo meninggal dunia pada Minggu (3/12/2023), pukul 17.35 WIB.
Hal itu dibenarkan oleh Staf Khusus Doni Monardo, Egy Massadiah.
"Telah meninggal dunia Letjen Purn DR HC Doni Monardo pada hari Ahad, 3 Desember 2023," ujar Egy dalam keterangannya.
Sebelumnya, mantan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) itu dirawat di rumah sakit sejak 17 September 2023. Saat itu, konfirmasi soal kondisi Doni disampaikan oleh sang adik, Ogi Rulino.
Nama Doni ramai dibicarakan sejak kabar pelantikannya sebagai Kepala BNPB beredar di tengah-tengah publik. Kemudian, setelah menjabat sebagai Kepala BNPB sejak Januari 2019, nama Doni hampir tiap hari wara wiri di media terkait tugasnya sebagai Ketua Satgas Penanganan COVID-19, ketika pandemik COVID-19 melanda Indonesia sejak awal 2020.
Doni diketahui menjabat Kepala BNPB untuk menggantikan Laksamana Muda (Purn) Willem Rampangilei, yang telah menjabat sebagai kepala BNPB selama lebih dari tiga tahun. Posisi Doni kemudian diisi oleh Ganip Warsito pada Mei 2021.
Di bawah kepemimpinannya, Doni melakukan banyak pencapaian. Ia diketahui menangani berbagai bencana berskala besar, seperti gempa bumi Sulawesi Barat dan cuaca ekstrem di Nusa Tenggara Barat, hingga pandemik COVID-19.
Doni sendiri dilantik sebagai Kepala BNPB oleh Presiden Joko 'Jokowi' Widodo di Istana Negara. Presiden Jokowi tidak sembarangan menunjuk Doni. Pria kelahiran 10 Mei 1963 itu punya segudang catatan karier dan prestasi, sejak menjabat sebagai Danyon-11 Grup-1/Kopassus. Berikut profil Doni Monardo.
1. Karier militer yang cemerlang
Ayah dari tiga anak ini pertama kali mengemban tugas di Komando Pasukan Khusus atau Kopassus sejak 1986 hingga 1998 dan ditugaskan ke Timor Timur, Aceh dan daerah lainnya.
Pada 1999 hingga 2001, Doni ditugaskan pada Batalyon Raider di Bali. Kemudian ditarik kembali di Paspampres hingga 2004, lalu mengikuti pelatihan counter terrorism yang dilaksanakan di Korea Selatan.
Pada 2005 hingga 2006 Doni ditugaskan di Aceh. Setahun di sana, dia kembali ditarik ke Jakarta bergabung dengan Paspampres.
Pada 2006 dipindahkan ke Makassar, Sulawesi Selatan, di Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, atau yang lebih dikenal dengan Kostrad.