Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi, Saldi Isra (dok.istimewa)
Saldi Isra lahir di Paninggahan, Solok, Sumatra Barat pada 20 Agustus 1968. Ia merupakan anak dari pasangan Ismail dan Ratina. Usai lulus SMA, Saldi sempat memutuskan ingin menjadi teknokrat atau ilmuwan. Namun, impian itu kandas karena dia tidak diterima dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru jurusan geologi Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1988 dan 1989.
Saldi akhirnya memutuskan bekerja terlebih dahulu dan pindah ke Jambi. Hingga pada 1990, Saldi akhirnya menempuh pendidikan sarjana (S1) dengan jurusan ilmu hukum di Universitas Andalas, Padang, dan berhasil lulus pada 1994 dengan predikat summa cumlaude.
Setelah lulus, Saldi menjadi dosen di Universitas Bung Hatta, Padang, hingga Oktober 1995, sebelum akhirnya berpindah ke Universitas Andalas dan mengabdi selama 22 tahun, sembari menuntaskan pendidikan pascasarjananya.
Saldi kemudian meraih gelar Master of Public Administration dari Universitas Malaya, Malaysia pada 2001. Lalu pada 2009, ia lulus gelar doktor di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan predikat cumlaude, dan setahun kemudian pada 2010, Saldi dikukuhkan sebagai Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Andalas.
Di sela kegiatannya mengajar, Saldi juga aktif menulis di berbagai media massa dan jurnal lingkup nasional maupun internasional. Ia juga dikenal sebagai Direktur Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Fakultas Hukum Universitas Andalas, sekaligus aktivis yang kerap terlibat gerakan antikorupsi dan cukup sering hadir dalam sidang MK sebagai saksi ahli.