Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Alumni Program Beasiswa CCI membagikan pengalamannya saat belajar di AS, usai penandatanganan MoU antara PT Freeport Indonesia (PTFI) The American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF), Jakarta (12/5). (IDN Times/RidhoFauzan)
Alumni Program Beasiswa CCI membagikan pengalamannya saat belajar di AS, usai penandatanganan MoU antara PT Freeport Indonesia (PTFI) The American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF), Jakarta (12/5). (IDN Times/RidhoFauzan)

Jakarta, IDN Times - PT Freeport Indonesia (PTFI) melanjutkan kerja sama dengan The American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF) untuk memberikan beasiswa bagi masyarakat Papua. 

Para kandidat yang terpilih nantinya berkesempatan untuk menempuh studi selama dua semester (satu tahun) di kampus komunitas atau community college yang tersebar di beberapa wilayah di Amerika Serikat (AS). 

Presiden Direktur Freeport Indonesia, Tony Wenas, mengatakan program beasiswa tersebut menjadi salah satu upaya PTFI dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Papua. 

“PTFI sudah 56 tahun berada di Papua, karenanya kami sudah menjadi bagian dari Papua. Untuk itu kami harus tumbuh dan berkembang bersama masyarakatnya. Ini adalah salah satu program kami untuk meningkatkan kualitas hidup orang asli Papua,” katanya saat penandatanganan MoU di @amerika, Jakarta, Jumat (12/5). 

1. Banyak terlibat dalam organisasi kampus

Alumni Program Beasiswa CCI membagikan pengalamannya saat belajar di AS, usai penandatanganan MoU antara PT Freeport Indonesia (PTFI) The American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF), Jakarta (12/5). (IDN Times/RidhoFauzan)

Salah satu alumni program Community College Initiative (CCI) adalah, Ruth Naomi Dayme (38). Perempuan yang merupakan pegawai PTFI tersebut merasa sangat senang bisa mencicipi pengalaman belajar di jurusan Administrasi Manajemen Bisnis di College of DuPage, Illinois.

Setahun di sana, Ruth tak hanya menghabiskan waktunya di kelas, ia pun banyak terlibat dalam kegiatan organisasi kampus, program pengembangan diri, magang, hingga mengikuti beberapa project sukarela atau volunteering

“Di sana itu ada berbagai organisasi dan kegiatan volunteering yang bermanfaat untuk banyak orang,” katanya.

Sepulangnya dari AS, selain melanjutkan karier di PTFI, Ruth juga membentuk Look At Me Papua (LAMP), sebuah organisasi sosial yang aktif memberikan bantuan kepada kelompok masyarakat Papua yang tengah mengalami kemalangan. 

“Di LAMP, kita ingin membantu orang-orang yang mendapatkan musibah. Kita kumpulkan uang secara sukarela, kita belanjakan, lalu kita berikan ke mereka. Bahkan dari social house di AS pun ikut support,” ungkap Ruth. 

2. Pegawai PTFI tak harus resign selama pergi bersekolah

Alumni Program Beasiswa CCI membagikan pengalamannya saat belajar di AS, usai penandatanganan MoU antara PT Freeport Indonesia (PTFI) The American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF), Jakarta (12/5). (IDN Times/RidhoFauzan)

Pernus Tarasen (37) ikut membagikan pengalamannya sebagai alumni program CCI. Pada 2018, ia berangkat ke AS untuk belajar selama satu tahun di jurusan Administrasi Bisnis di Bunker Hill Community College, Boston, Massachusetts. 

“Pengalaman sekolah di AS itu buat saya amazing. Kita bisa merasakan bagaimana serunya belajar sekelas dengan semua orang dari seluruh dunia. Saya pun diberikan ruang untuk berkolaborasi, baik  di kampus maupun di luar,” ujar Pernus.

PTFI tidak mewajibkan karyawannya untuk mengundurkan diri selama pergi bersekolah, walaupun untuk jangka waktu yang panjang. Pernus pun bisa kembali melanjutkan kariernya sebagai tenaga administrasi di PT Kuala Pelabuhan Indonesia. 

“Kita tetap punya kontrak, dikasih cuti panjang setahun untuk ikut program ini. Karena ini memang bagian dari program pengembangannya perusahaan. Jadi kita diterima kembali dengan posisi yang sama, dan tentunya punya privilege untuk bersaing mendapatkan posisi yang lebih tinggi,” ungkapnya.

3. Harus bisa memberikan kontribusi bagi masyarakat

Alumni Program Beasiswa CCI membagikan pengalamannya saat belajar di AS, usai penandatanganan MoU antara PT Freeport Indonesia (PTFI) The American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF), Jakarta (12/5). (IDN Times/RidhoFauzan)

Alumni yang lain, Melanie Osok, membagikan beberapa tips kepada para calon kandidat program CCI agar bisa lolos seleksi. Menurutnya, selain harus menyiapkan diri untuk mengikuti tes TOEFL, wawancara, dan menulis esai, para peserta juga harus memiliki rencana untuk bisa berkontribusi bagi masyarakat sepulangnya ke Indonesia. 

“AMINEF mencari yang punya tujuan jelas, kemudian manfaatnya bagi masyarakat juga harus jelas. Seperti saya yang mengambil jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, maka pas kembali ke Indonesia harus bisa memberi kontribusi untuk bidang tersebut,” katanya.

Sebagai informasi, peserta CCI direkrut dari komunitas yang memiliki kesempatan terbatas terhadap fasilitas pendidikan untuk belajar di luar negeri selama dua semester.

Beasiswa yang didapat berupa pelatihan di berbagai bidang seperti pertanian, teknik terapan, manajemen bisnis, pendidikan anak usia dini, teknologi informasi, media, pariwisata dan manajemen perhotelan.

Saat ini, penerima beasiswa dari Papua dan Indonesia Timur telah mencapai 99 orang, terdiri dari 26 orang mendapat beasiswa untuk gelar S2, dan 73 orang yang mengikuti program CCI atau non gelar. (WEB)

Editorial Team