Jakarta, IDN Times - Pidato Ketua DPR RI, Puan Maharani, dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR RI - DPD RI Tahun 2025 berkali-kali menyinggung campur tangan dalam proses Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia.
Awalnya, Puan membahas soal peran partai politik di Indonesia yang seharusnya menjadi jembatan antara rakyat dan negara. Namun, menurutnya jika partai sudah memiliki visi dan integritas yang baik, akan sia-sia jika sistem pemilu tak mendukung kedaulatan rakyat.
"Tantangan kita adalah memastikan bahwa sistem ini benar-benar mendekatkan kehendak rakyat dalam menempatkan wakil-wakilnya dan memilih pemimpinnya," kata Puan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Sayangnya, menurut Puan, demokrasi dalam Pemilu di Indonesia kini sering dipengaruhi campur tangan dan buah tangan.
"Saat ini, demokrasi dalam Pemilu kita, selain ditentukan oleh garis tangan, juga sering dipengaruhi oleh campur tangan dan buah tangan," tutur Puan.
Terdengar sorak hadirin di ruangan saat Puan menyinggung campur tangan dalam sistem Pemilu di Indonesia.
Dia menegaskan, seluruh pihak harus bergotong-royong memperbaiki dan menyempurnakan sistem Pemilu di Indonesia.
"Sebab, demokrasi yang kita cita-citakan bukanlah demokrasi campur tangan dan buah tangan, tetapi demokrasi yang memberi kesempatan setara bagi semua warga negara," ujar Puan.
Dia menegaskan, demokrasi Pemilu tak boleh berhenti di bilik suara, tapi harus terus tumbuh di kalangan rakyat.
"Demokrasi yang tidak berhenti di bilik suara, tetapi terus tumbuh di ruang-ruang dialog, di dapur rakyat, di balai desa, hingga di gedung parlemen—agar setiap keputusan lahir dari kesadaran bersama, bukan hanya kesepakatan segelintir elite," ucap Puan.