Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kendaraan rantis lapis baja dan alutsista yang dikerahkan untuk pengamanan KTT World Water Forum (WWF) di Bali. (Dokumentasi Puspen TNI)
Kendaraan rantis lapis baja dan alutsista yang dikerahkan untuk pengamanan KTT World Water Forum (WWF) di Bali. (Dokumentasi Puspen TNI)

Jakarta, IDN Times - Persiapan untuk pengamanan menghadapi KTT World Water Forum (WWF) Bali terus disempurnakan oleh pemerintah. Apalagi akan ada 43 kepala negara yang berkumpul di sana. TNI sudah mulai mengirimkan puluhan kendaraan taktis (rantis) ke Pulau Dewata.

Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen TNI Nugraha Gumilar mengatakan ada puluhan rantis dan motor yang dibawa menggunakan empat KRI milik TNI Angkatan Laut (AL) yaitu KRI Banjarmasin-592, KRI Makassar-590, KRI Banda Aceh-593 dan KRI Teluk Bintuni-520. Nugraha mengatakan selain rantis, TNI juga mengirimkan sejumlah alutsista. 

"Seluruh rantis dan alutsista diperkirakan akan tiba di Pelabuhan Tanjung Benoa Bali pada 14 Mei 2024," ujar Nugraha di dalam keterangan tertulis pada Minggu (12/5/2024). 

Jenis rantis yang diangkut di antaranya meliputi Ransus CBRNE Sprinter 516, Ransus Lidik Kizi Nubika, Ran Elf (satwa), Ranpur Anoa, Ransus Jihandak Ivader dan Bom Trailer, Motor listrik (POM), Motor listrik (Matan), Mobil listrik (POM) dan Sea Rider serta truk penarik.

1. Alutsista disiapkan bila terjadi keadaan darurat

Kendaraan rantis lapis baja dan alutsista yang dikerahkan untuk pengamanan KTT World Water Forum (WWF) di Bali. (Dokumentasi Puspen TNI)

Lebih lanjut, alutsista yang disiapkan salah satunya pesawat. Alutsista itu dapat digunakan seandainya terjadi bencana alam atau erupsi gunung. 

"Kami juga siapkan kapal-kapal untuk pengamanan di laut. KRI-KRI dikerahkan di Selat Bali dan Selat Lombok," ujarnya lagi. 

Mabes TNI, kata Nugraha juga mengerahkan 12 ribu personel untuk mengamankan jalannya KTT WWF yang akan digelar pada 18 Mei-25 Mei 2024. TNI menyebut 12 ribu personel itu berasal dari tiga matra dan Kodam Bali. 

"Seluruhnya total ada sekitar 12 ribu orang yang akan dikerahkan. Dari Kodam Bali yang akan menjadi penanggung jawab di sana," kata dia. 

2. Tujuh kapal perang dikerahkan untuk kawal acara WWF di Bali

KRI dr. Soeharso-990, kapal rumah sakit milik TNI Angkatan Laut (AL). (Dokumentasi TNI AL)

Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama TNI, I Made Wira Hady Arsanta mengatakan ada pula 1.060 prajurit dari matranya untuk mengawal rangkaian acara WWF di Bali. 

Lebih lanjut, Wira menjelaskan jenis kapal perang yang dikerahkan oleh TNI AL untuk memastikan keamanan WWF ke-10 di Bali. Tujuh kapal perang tersebut yaitu KRI Raden Eddy Martadinata-331, KRI Ahmad Yani-351, KRI Sultan Hasanuddin-366, KRI Layang-635, KRI Tongkol-813, KRI Marlin-877, dan KRI dr. Soeharso-990.

"Ada juga dua helikopter, searider, dan LCVP (Landing Craft Vehicle Personel atau sekoci pendarat amfibi)," kata Wira kepada media di Jakarta pada 29 April 2024 lalu.

KRI dr. Soeharso-990 merupakan kapal rumah sakit yang dikerahkan demi kepentingan darurat. 

3. WWF ke-10 jadi acara internasional terakhir yang diadakan di era Jokowi

Presiden Joko “Jokowi” Widodo usai meninjau Pasar Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (8/5/2024). (IDN Times/Trio Hamdani)

Sementara, World Water Forum (WWF) ke-10 menjadi acara internasional terakhir yang digelar di era kepemimpinan Jokowi. Sebab, ia bakal lengser dari kursi presiden pada 20 Oktober mendatang. 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan mengatakan semua persiapan sudah berjalan baik. Total akan ada menteri dari 193 negara yang berkumpul di Bali. 

WWF ke-10, kata Luhut, bakal membahas isu utama yakni air untuk kesejahteraan. "Ke depan air ini menjadi masalah serius di dunia. Itu sebabnya forum ini sangat penting," kata Luhut di Bali pada 20 April 2024 lalu. 

Lebih lanjut, mantan Kepala Staf Presiden (KSP) itu juga ingin memberikan kenang-kenangan di agenda internasional terakhir yang dipimpin oleh Jokowi. "Kami mau membuat event to remember, forum internasional terakhir di era Presiden Jokowi. Kami ingin Pak Jokowi memiliki kenangan tersendiri mengenai agenda ini," tutur dia. 

Editorial Team