PT Pupuk Indonesia (Persero) terus meningkatkan kapasitas para petani melalui Program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (MAKMUR), yang hingga kuartal I tahun ini telah melibatkan 128 ribu peserta dan menjangkau 151 ribu hektare lahan. (Dok.Istimewa).
Sementara itu, Rahmad mengungkapkan bahwa Pupuk Indonesia menghentikan sementara pengoperasian pabrik pupuk PIM yang saat ini tengah terdampak bencana banjir. Keputusan ini diambil untuk menjamin keselamatan para insan Pupuk Indonesia Grup. Kendati demikian ia meminta petani yang ada di Sumatra untuk tidak mengkhawatirkan ketersediaan pupuk bersubsidi. Karena stok yang sebelumnya dipenuhi dari PIM akan didukung dari anggota holding Pupuk Indonesia lainnya.
Per 2 Desember 2025, stok pupuk bersubsidi di Aceh sebanyak 3.549 ton, terdiri dari Urea 1.596 ton, NPK Kakao 251 ton, NPK Phonska 1.198 ton, dan pupuk organik 505 ton. Stok ini di atas ketentuan minimum yang diatur Pemerintah dan siap ditebus oleh petani terdaftar di Aceh.
Stok pupuk bersubsidi yang cukup juga disiapkan untuk wilayah Sumut dan Sumbar. Saat ini, di Sumut terdapat stok 34.414 ton, dengan rincian pupuk Urea 25.163 ton, NPK Phonska 6.943 ton, NPK Kakao 1.220 ton, dan pupuk organik 1.088 ton. Adapun di Sumbar telah disiapkan stok sebanyak 23.665 ton, antara lain Urea 16.224 ton, NPK Phonska 7.257 ton, dan pupuk organik 77 ton.
Selain pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia juga menyiapkan stok pupuk nonsubsidi di Aceh sebanyak 1.047 ton, Sumut 34.209 ton, dan Sumbar 4.113 ton. Stok tersebut terdiri dari pupuk Urea, NPK, organik, Phosgreen, SP-26, ZA, dan ZK.
“Petani tidak perlu khawatir, Pupuk Indonesia Grup memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi di Sumbagut (Sumatra Bagian Utara) tetap aman, karena didukung stok dari anak perusahaan Pupuk Indonesia lain. Nantinya akan dikirim dari Pupuk Sriwidjaja Palembang, dikirim dari Petrokimia Gresik, dan dikirim dari Pupuk Kalimantan Timur,” pungkas Rahmad. (WEB)