Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Foto bersama Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dengan Menteri, Kepala Lembaga setingkat Menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (21/10/2024). (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Foto bersama Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dengan Menteri, Kepala Lembaga setingkat Menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (21/10/2024). (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Jakarta, IDN Times - Center of Economic and Law Studies (Celios) merilis hasil survei terkait kinerja satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Hasilnya, Prabowo-Gibran mendapat rapor merah dari Celios.

Prabowo mendapat nilai tiga dari 10. Sementara, Gibran hanya meraih dua dari skala 10.

Celios melakukan survei pada 30 September hingga 13 Oktober 2025. Studi dalam survei ini melibatkan 120 jurnalis dari 60 lembaga pers di Indonesia, yang mewakili kanal ekonomi, sosial-politik, hukum, HAM, energi dan lingkungan.

Untuk melengkapi data penilaian para kajar, peneliti juga menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode survei nasional untuk menggali bagaimana, masyarakat memandang kondisi ekonomi yang mereka alami dan berhubungan dengan kebijakan masyarakat. Survei dilakukan dengan melibatkan 1.338 responden dari berbagai daerah di Indonesia.

1. Ada 12 komponen penilaian

Ilustrasi survei. (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Dalam survei tersebut, ada 12 komponen penilaian terhadap kinerja satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran;

1. Janji politik: 56 persen dengan keterangan, responden melihat janji politik hanya sebagian kecil yang berhasil. Sementara 43 persen lainnya menilai tidak berhasil sama sekali.

2. Capaian program masih belum efektif: 72 persen dengan keterangan, responden menilai pencapaian program masih buruk sepanjang 1 tahun, di antaranya menilai buruk 43 persen, dan sangat buruk 29 persen.

3. Rencana kebijakan tak sesuai kebutuhan publik: 80 persen dengan keterangan, responden menilai rencana kebijakan tak sesuai dengan kebutuhan masyarakat, di antaranya menilai buruk 44 persen, sangat buruk 36 persen.

4. Kualitas kepemimpinan di bawah ekspektasi: 64 persen dengan keterangan, responden menilai kepemimpinan publik masih buruk 31 persen, sangat buruk 33 persen.

5. Tata kelola anggaran belum transparan: 81 persen, responden menilai tata kelola anggaran sangat buruk dalam satu tahun terakhir sangat buruk 63 persen, di antaranya buruk 39 persen dan sangat buruk 42 persen.

6. Komunikasi kebijakan belum memuaskan: 91 persen dengan keterangan, responden menilai komunikasi kebijakan selama satu tahun terakhir sangat buruk 63 persen, buruk 28 persen.

7. Penegakan hukum semakin tumpul: 75 persen dengan keterangan, responden menilai kinerja penegakan hukum masih buruk 38 persen dalam satu tahun terakhir, sedangkan lainnya menilai sangat buruk 37 persen.

8. Menteri berkinerja buruk dituntut mundur: 96 persen dengan keterangan, mayoritas responden ingin reshuffle pejabat publik yang berkinerja buruk.

9. Pajak dan pungutan memberatkan masyarkat: 84 persen dengan keterangan, mayoritas respoden merasa bahwa pajak dan pungutan pemerintah saat ini justru memberatkan masyarakat.

10. Bantuan ekonomi tak membantu kebutuhan harian: 53 persen dengan keterangan, responden menilai bantuan/program ekonomi tidak berpengaruh membantu kebutuhan sehari-hari.

11. Lintas lembaga tak serasi: 58 persen dengan keterangan, responden melihat kolaborasi antar kementerian dalam kabinet tak efektif.

12. Pemberantasan korupsi belum maksimal: 43 persen dengan keterangan, responden menilai upaya pemerintah dalam memberantas korupsi selama satu tahun terakhir tidak efektif.

Pada rapor tersebut juga disebutkan elektabilitas Prabowo turut drastis menjadi 36 persen. Kemudian 89 persen responden setuju ada nomenklatur kementerian dipangkas.

2. 10 Pejabat dengan kinerja terburuk dan harus direshuffle

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. (IDN Times/Trio Hamdani)

Selain itu, Celios juga merilis hasil survei 10 pejabat dengan kinerja terburuk dan harus direshuffle. Berikut daftarnya:

1. Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia: -151 poin

2. Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindaya: -81 poin

3. Menteri HAM, Natalius Pigai: -79 poin

4. Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni: -56 poin

5. Menteri Kebudayaan, Fadli Zon: -36 poin

6. Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana: -34 poin

7. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan: -22 poin

8. Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, Budiman Sudjatmiko: -14 poin

9. Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto: -10 poin

10. Menteri Agraria dan Tata Ruang, Nusron Wahid: -7 poin.

3. Kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran dianggap sangat buruk

Presiden Prabowo Subianto. (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Menurut survei Celios, kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran dalam satu tahun pemerintahan sangat buruk. Celios mengurutkan dari poin 1 adalah sangat buruk hingga 10 sangat baik.

Berikut hasil surveinya:

1: 29 persen

2: 15 persen

3: 13 persen

4: 14 persen

5: 9 persen

6: 9 persen

7: 8 persen

8: 3 persen

9: 1 persen

10: 0 persen.

Sumber Celios

Editorial Team