IDN Times/Axel Jo Harianja
Salah satu nama yang dipercaya jadi Asisten Khusus Menhan, yakni Chairawan punya profil lebih menarik. Ia merupakan perwira andalan Prabowo yang jadi orang nomor satu Grup IV yang diprediksi bakal memiliki karier mengilap. Maklum, setiap Komandan pasukan elite Grup IV tersebut selesai menjabat, kebetulan selalu berakhir jadi jenderal, seperti Sintong Panjaitan, Luhut Binsar Panjaita, hingga Edy Sudrajat.
Tapi prediksi itu patah, saat Prabowo mengemban jabatan sebagai Danjen Kopassus, namanya sempat disebut dalam kasus penculikan aktivis 1998. Maklum, kala itu ia yang memegang komando Tim Mawar, sehingga segala aktivitas dan kegiatan timnya itu pasti diketahui olehnya langsung di Grup IV.
Akibatnya, Chairawan dibebastugaskan dari jabatan sebagai Komandan Grup IV. Ia tak seapes dua atasannya di Kopassus, Prabowo dan Mayjen Purn Muchdi .PR, lantaran keduanya mendapatkan sanksi dari Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang menjatuhkan hukuman berupa pengakhiran masa dinas TNI saat panglima dipimpin Jenderal Wiranto.
Dibebastugaskan dari jabatannya, Chairawan masuk Badan Intelejen Strategis TNI, sebelum kemudian ditarik Badan Intelejen Negara (BIN).
Selain itu, ia juga dikenal jadi pebisnis dan seorang politikus. Chairawan tercatat pernah menjabat sebagai Komisaris PT Cowell Indonesia. Serta, bergabung bersama Partai Gerindra sebagai anggota Dewan Pembina Partaiyang notabene adalah partai yang digawangi oleh Prabowo.
Berbekal dengan pengalaman sebagai perwira intelijen dan kesetiaan terhadap Prabowo, hal itu memuluskan langkahnya jadi Asisten Khusus Menhan periode 2019-2024.