Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden RI ke-7 Joko "Jokowi" Widodo. (IDN Times/Larasati Rey)
Presiden RI ke-7 Joko "Jokowi" Widodo. (IDN Times/Larasati Rey)

Intinya sih...

  • Desakan eks pimpinan KPK dan aktivis agar KPK mengusut kasus dugaan korupsi keluarga Jokowi. 
  • Sulistio Dharmawan menanggapi isu tersebut sebagai kritik terhadap Jokowi yang tidak menghargai kontribusi besar beliau bagi bangsa dan negara. 
  • Mantan pimpinan KPK Abraham Samad bersama sejumlah aktivis mendesak KPK untuk mengusut kasus dugaan korupsi yang menyeret keluarga Jokowi. 
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pembina Gibran Fans Garuda Indonesia, Sulistio Dharmawan menanggapi isu yang munculnya desakan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut kasus dugaan korupsi keluarga Presiden ke-7, Joko "Jokowi" Widodo.

Menurutnya, hal tersebut merupakan bentuk kritik terhadap Jokowi namun hanya berdasarkan pada opini yang tidak menghargai kontribusi besar Jokowi bagi bangsa dan negara.

“Ini hanya opini segelintir orang yang gak paham mereka hanya bisa mengoreksi kekurangan pak Jokowi, tapi sekelompok orang ini tidak berani mengakui karya besar Pak Jokowi untuk bangsa ini,” kata Sulistio kepada IDN Times, Minggu (2/11/2024).

“Bahkan orang yang buat opini dan narasi yang menyudutkan pak Jokowi dan keluarganya, belum pernah menorehkan karya sedikitpun kepada bangsa ini,” imbuhnya.

1. Relawan Gibran singgung soal etika

Pembina Gibran Fans Garuda Indonesia, Sulistio Dharmawan saat jumpa pers (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Ia tak memungkiri, beberapa kelompok yang merasa kecewa dengan Jokowi kerap kali melampiaskan melalui narasi yang menyudutkan.

“Jangan sampai terprovokasi dengan opini yang gak jelas. Ayo kita bersama-sama bersatu membina kerukunan supaya bangsa ini aman kondusif,” ujarnya.

Sulistio mengatakan, siapa saja boleh memberikan kritik. Namun, harus tetap menjaga etika, khususnya sebagai bangsa yang menjunjung tinggi budaya timur. 

Menurutnya, menghargai karya pemimpin adalah bagian dari etika bangsa yang harus terus dipelihara.

“Ke depan kan etika sebagai bangsa timur, menghargai karya para pemimpin, kita harus saling menjaga persatuan dan keutuhan bangsa, karena keutuhan adalah aset dan investasi demi keberlangsungan anak cucu kita kelak,” imbuh dia.

2. KPK didatangi eks pimpinan, minta usut dugaan korupsi keluarga Jokowi

Gedung KPK (IDN Times/Aryodamar)

Sebelumnya, mantan Pimpinan KPK Abraham Samad, dan Saut Situmorang bersama sejumlah aktivis mendatangi KPK. Mereka mendesak KPK segera mengusut dugaan korupsi yang menyeret keluarga Jokowi.

"Yang tadi kita diskusikan adalah kasus-kasus yang diduga melibatkan keluarga Mulyono (Jokowi)," kata Abraham Samad usai pertemuan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis (31/10/2024).

Abraham mengaku mendapatkan angin segar. Sebab, KPK berjanji akan menindaklanjuti kasusnya.

"Dalam diskusi dengan pimpinan KPK, ada hambatan-hambatan tertentu tapi yang jelas ada angin segar karena pimpinan KPK menyatakan kesiapannya untuk menindaklanjuti seluruh kasus-kasus seperti yang tadi saya sampaikan,” ujarnya.

3. Bobby dan Kaesang sempat dilaporkan ke KPK

Kaesang Pangarep hadir di kantor KPK. (dok. IDN Times/Istimewa)

Seperti diketahui, ada dua anggota keluarga Jokowi yang sempat disorot publik dan dilaporkan ke KPK. Mereka adalah Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep yang juga anak Jokowi dan Wali Kota Medan Bobby Nasution.

Keduanya dilaporkan terkait penggunaan private jet yang sempat viral di media sosial.

Editorial Team