Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
20250921_113553.jpg
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. (IDN Times/Amir Faisol)

Intinya sih...

  • Alutsista canggih untuk kedaulatan Indonesia

  • Anggaran Rp187,1 triliun untuk kekuatan TNI

  • Tiga matra solid membangun kekuatan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto membandingkan anggaran TNI dengan tentara negara-negara lain di dunia untuk pengadaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista). Salah satunya adalah Pakistan.

Agus mengakui, alutsista yang canggih-canggih membutuhkan biaya yang mahal. Namun, alutsista yang canggih ini tetap menjadi kebutuhan TNI untuk menjaga kedaulatan negara.

Hal ini disampaikan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menanggapi anggaran jumbo yang telah diusulkan ke DPR RI.

"Karena senjata yang canggih itu mahal. Sangat mahal. Di negara-negara lain itu pertahanan lebih besar. Anggarannya. Contoh Pakistan. Pertahanan di negara-negara lain besar," kata Agus usai acara TNI Fair dalam rangka HUT-80 TNI, di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (21/9/2025).

1. Alutsista canggih untuk kedaulatan Indonesia

Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin (kiri) dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto (kanan) ketika menyaksikan langsung geladi bersih upacara kehormatan militer di Batujajar, Bandung. (Dokumentasi Puspen TNI)

Agus mengatakan, Indonesia merupakan negara besar yang terdiri dari pulau-pulau terpencil. TNI bertanggung jawab untuk mengamankan kedaulatan Indonesia.

Sebab, perang yang terjadi di sejumlah negara sudah sangat canggih sehingga TNI tetap harus mengikuti perkembangan zaman.

"Kalau kita lihat peperangannya sekarang dunia itu sudah sangat canggih sekali. kalau kita tidak mengikuti perkembangan zaman bagaimana kita mau melindungi masyarakat," kata dia.

Di sisi lain, Agus menambahkan, kedaulatan negara harus dijaga supaya roda perekonomian tetap berjalan dengak baik. Karena keamanan suatu negara dibutuhkan oleh para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

"Investor juga bisa masuk ke negara kita tanpa terganggu dengan gangguan-gangguan yang mengganggu para investor," kata Mantan Komandan Paspampres era Presiden ke-7 RI Joko "Jokowi" Widodo.

2. Anggaran Rp187,1 triliun untuk kekuatan TNI

Menhan RI, Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan kehormatan Kepala Staf Gabungan Komisi Militer Pusat China. (dok. Biro Infohan Setjen Kemhan)

Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI mengajukan anggaran sebesar sebesar Rp 187,1 triliun pada RAPBN 2026. Anggaran itu diperuntukkan membangun kekuataan TNI hingga membayar gaji pegawai.

Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, anggaran sebesar Rp187,1 triliun itu diperuntukkan meningkatkan kewaspadaan nasional. Tiga matra di TNI akan meningkatkan kemampuannya demi menjaga pertahanan RI.

Di sisi lain, anggaran Kementerian Pertahanan untuk 2026 juga akan digunakan untuk pembangunan kekuatan TNI dan pembayaran gaji pegawai di kementeriannya.

"Ini dipergunakan untuk kepentingan pembangunan kekuatan TNI, membayar gaji pegawai, kemudian juga untuk kita gunakan dalam rangka kewaspadaan nasional kita terhadap situasi yang berkembang dari waktu ke waktu," kata dia.

3. Tiga matra solid membangun kekuatan

Menhan RI Sjafrie Sjamsoeddin. (IDN Times/Amir Faisol)

Sjafrie menyebut, tiga matra TNI masih solid membangun kekuatan. Dia mengingatkan, harga kedaulatan bangsa tak bisa dibandingkan dengan jumlah anggaran yang diterima Kemhan dan TNI.

"Harga kedaulatan tidak bisa dibandingkan dengan anggaran yang kita terima. Oleh karena itu, tadi kami mengusulkan kepada DPR melalui Komisi I supaya terus memerhatikan keperluan-keperluan anggaran yang diperlukan oleh pemerintah dalam rangka menjaga kedaulatan kita," kata Sjafrie.

"Itu yang saya sampaikan dan ini sudah bisa menjadi kesimpulan. Bersama-sama kita tunggu bagaimana tindak lanjut dari Banggar yang akan disampaikan hari ini," imbuhnya.

Editorial Team