Akting Reza Rahadian, seperti biasa, menjadi salah satu kekuatan utama di film ini. Memerankan karakter pria tunanetra tentu tak mudah dilakukan. Tapi Reza melakukannya dengan nyaris sempurna. Gerak tubuh, tatapan mata yang fokus, bahkan sampai ke gerakan-gerakan refleks dieksekusi Reza dengan sangat baik.
Di sesi jumpa media usai screening film The Gift pada Sabtu, 19 Mei lalu di Epicentrum XXI, Reza menyebut demi peran ini ia belajar kebiasaan dan gerak tubuh serta perilaku dari 9 tunanetra. Reza tak mau banyak-banyak menonton referensi film yang menunjukkan aktor yang memerankan tunanetra, tapi ia ingin langsung mempelajarinya dari penyandang tunanetra.
Ayushita terlihat sedikit terlalu berusaha untuk mengimbangi akting Reza. Sayangnya, emosi yang ditunjukkan tak selalu seimbang, meski tak sedikit pula yang benar-benar bisa menunjukkan chemistry antara mereka. Salah satunya saat adegan di mana keduanya bertengkar di ruang memahat. Reza tampil nyaris sempurna di situ dengan emosi yang naik turun.
Yang juga patut diunggulkan dari film ini adalah sinematografinya yang sangat apik. Bagaimana lanskap kota Yogyakarta ditampilkan dengan sangat cantik dan memesona. Dari hijaunya lereng Merapi di Kaliurang hingga indahnya pantai di Selatan Yogyakarta. Belum lagi saat adegan berpindah ke Italian. Sangat memanjakan mata dan memicu imajinasi yang menyaksikannnya.
Salah satu yang tak boleh dilewatkan adalah penampilan akting dari aktris cilik Romaria Simbolon. Meski baru berusia 9 tahun, ia bisa menunjukkan kualitas akting yang mumpuni. Tak sekadar pajangan, tapi mampu mendalami perannya dengan sangat baik.
Plot twist di akhir film juga lumayan menarik (meski sebenarnya seperti sudah terbaca sejak awal) untuk disimak. Sedikit 'gelap' dan misterius dan cukup jarang diterapkan di film-film Indonesia.