Jakarta, IDN Times- Tidak berfungsinya alat pendeteksi gempa (buoy) diduga menjadi penyebab ratusan nyawa meninggal dan ribuan lainnya luka-luka pada insiden tsunami di Selat Sunda, Sabtu (22/12) kemarin.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyebut buoy di lautan banyak dirusak akibat aksi vandalisme. Disamping itu, mahalnya biaya produksi dan perawatan menyebabkan pemerintah memanfaatkan bouy milik negara lain untuk mendeteksi terjadinya gempa dan tsunami.
"Satu buah milik India di Aceh, satu buah milik Thailand di perairan Andaman, dua buah milik Austaralia di Sumbawa dan satu unit milik Amerika Serikat di utara Papua," ujar Sutopo di kantornya beberapa waktu lalu.
Lantas, apakah kehadiran buoy bisa benar-benar mendeteksi terjadinya gempa dan tsunami?