Beijing, IDN Times - Wen Dan menggunakan masker dan membawa dua botol air mineral. Cewek usia millennial yang tinggal di pinggiran kota Beijing itu tengah membawa tamu berkunjung ke Temple of Heaven (Kuil Langit) yang letaknya tak jauh dari pusat kota, Senin (30/7/2018).
"Sebotol air mineral tidak cukup untuk satu jam menikmati kuil ini," kata dia seraya terus-menerus menyeka keringat yang meleleh. Mengapa menggunakan masker? "Hari ini cuaca tidak begitu baik. Saya gak mau polusi udara bikin pilek saya makin parah," kata dia.
Suhu di Beijing hari ini 32 derajat Celcius. Mirip Jakarta sebenarnya. Tapi kelembaban tinggi bikin warga seolah mandi sauna. Dan, polusi udara membuat langit Beijing bagaikan digelayuti mendung. Warga melindungi diri dengan menggunakan payung.
Beijing memiliki sejarah bergulat dengan polusi yang dihasilkan lebih sejumlah pembangkit listrik batubara yang terletak di pinggir kota yang dihuni 21 juta penduduk ini.
Jelang Olimpiade Beijing tahun 2008, pemerintah melakukan pembatasan kendaraan dan menghentikan operasional sejumlah pembangkit listrik dan industri memastikan tingkat polusi berkurang.
Situasi Beijing kini memicu polemik di media sosial dan ramai diberitakan media massa jelang Asian Games 2018 yang bakal dimulai 18 Agustus 2018.
Ini pengalaman Beijing bergulat dengan polusi udara