Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Calon gubernur Jakarta nomor urut satu, Ridwan Kamil ketika berkunjung ke Vihara Dharma Bakti, Glodok. (Dokumentasi tim media RIDO)

Intinya sih...

  • Ridwan Kamil menerima video Jokowi yang diartikan mendukungnya penuh untuk Pilkada Jakarta 2024.
  • Video viral Jokowi menyatakan dukungan kepada Ridwan Kamil, disambut seruan 'menang' dari beberapa orang.
  • Direktur Eksekutif Charta Politika menyarankan Kang Emil harus lebih sering berinteraksi dengan warga Jakarta.

Jakarta, IDN Times - Calon Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil mengaku sudah menerima video mantan Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang diartikan mendukung paslon nomor urut satu tersebut. Dari situ, pria yang akrab disapa Kang Emil itu menyimpulkan Jokowi mendukungnya penuh untuk Pilkada Jakarta 2024.

"Saya kira artinya terkonfirmasi kegiatannya. Kalimat itu diartikan memang Pak Jokowi mendukung saya. Itu juga menjadi bagian dari perbincangan di Solo kemarin," ujar Kang Emil di area Glodok, Jakarta Barat pada Jumat (15/11/2024). 

Ia berharap dengan sudah menyebarnya video Jokowi mendukung paslon RIDO, maka bisa diikuti sikap pendukung mantan Wali Kota Solo itu di Jakarta. Apalagi, Jokowi pernah menjabat Gubernur Jakarta. 

"Saya sangat optimistis dan yakin. Karena setiap dukungan sangat dibutuhkan, apalagi dukungan dari sosok-sosok luar biasa. Apalagi levelnya mantan gubernur dan mantan presiden. Pasti dampaknya akan luar biasa," tutur dia. 

Apakah pengaruh Jokowi masih kuat usai dia lengser dari kursi RI-1?

1. Viral video Jokowi sebut 'saya Ridwan Kamil'

Calon Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil (kanan) ketika berkunjung ke kediaman mantan Presiden Joko "Jokowi" Widodo di Solo. (www.x.com/@ridwankamil)

Sebelumnya, sempat viral di media sosial video Jokowi yang mengatakan 'saya Ridwan Kamil.' Di dalam video itu, terlihat mantan Wali Kota Solo itu ditemani seseorang duduk di meja makan. Buah-buahan terlihat disajikan di atas piring. 

"Saya Ridwan Kamil," ujar Jokowi di video tersebut. 

Pernyataan Jokowi disambut seruan 'menang' dari beberapa orang yang tidak tampak di dalam video. Seseorang yang duduk di sebelah Jokowi kemudian menyebut pernyataan tersebut sebagai pesan jelas untuk memenangkan pria yang akrab disapa Kang Emil itu.

"Kami para komunitas lintas agama dan komunitas perantauan di Jakarta sudah jelas kami akan memenangkan Ridwan Kamil," kata pria yang duduk di samping Jokowi. 

2. Analis politik nilai Ridwan Kamil harusnya lebih banyak turun ke lapangan

Calon gubernur Jakarta nomor urut satu, Ridwan Kamil ketika berkunjung ke Vihara Dharma Bakti, Glodok. (Dokumentasi tim media RIDO)

Sementara, Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya mengatakan tim pemenangan Ridwan Kamil-Suswono seharusnya melakukan introspeksi ke dalam. Apalagi saat ini elektabilitas paslon yang dijuluki RIDO itu sudah mulai dibalap oleh Pramono Anung-Rano Karno.

Yunarto menyarankan Kang Emil harus lebih sering berinteraksi dengan warga Jakarta. Bukan malah berharap restu dari mantan presiden yang bermukim di Solo. 

"Di jalanan, Kang Emil itu lebih banyak menggunakan APK (Alat Peraga Kampanye) berwarna biru. Bukan orange. Orange itu warna Jakarta. Biru cenderung warna Persib. Itu kan kalau diamplifikasi menjadi tidak baik," ujar Yunarto kepada media di Jakarta pada 5 November 2024 lalu. 

"Selain itu, Kang Emil malah lebih sering memanjang ke atas. Bertemu dengan Pak Prabowo dan Pak Jokowi. Ini masih dibenahi karena masih ada waktu tiga minggu," imbuhnya. 

3. Ridwan Kamil diduga ingin dongkrak logistik pemenangan

Calon gubernur Jakarta nomor urut satu, Ridwan Kamil ketika berkunjung ke Vihara Dharma Bakti, Glodok. (Dokumentasi tim media RIDO)

Hal lain yang disampaikan oleh Yunarto, pengaruh Jokowi di Jakarta kecil bila dibandingkan Prabowo dan Anies Baswedan. Sehingga, ia menduga tujuan Kang Emil menemui Jokowi bukan untuk mendongkrak elektabilitas. Melainkan ingin mendongkrak potensi dana untuk kampanye. 

"Karena mungkin Pak Jokowi masih dianggap king maker. Tapi, kan tetap miris. Orang yang menarik Pak Jokowi atau Pak Prabowo, itu bentuk penghinaan kepada publik," katanya. 

Editorial Team