Jakarta, IDN Times - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan prajurit TNI aktif harus mundur dari instansi militer bila ingin masuk ke dalam dunia politik atau pemerintahan. Ia mengucapkan hal itu untuk mengingatkan kembali salah satu doktrin utama yang diterapkan saat reformasi ABRI.
"Dalam semangat reformasi, TNI aktif itu tabu untuk memasuki dunia politik praktis. Itu salah satu doktrin yang kami keluarkan dulu pada saat reformasi ABRI. Sebagai ketua tim reformasi ABRI, kami jalankan (doktrin itu)," ujar SBY ketika memberikan pengarahan kepada seluruh kader partai di Cikeas dan dikutip dari YouTube Parta Demokrat pada Senin (24/2/2025).
"Benar saya tergugah. Kalau masih menjadi jenderal aktif di TNI, jangan berpolitik. Kalau berpolitik, (sebaiknya) pensiun," imbuhnya.
Ia memberikan contoh ketika putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) rela mundur dari TNI ketika mengikuti Pilkada Jakarta 2017 lalu. Pangkatnya di TNI ketika masih mayor dan berpotensi menjadi jenderal.
"Oleh sebab itu, ketua umum AHY dan beberapa mantan perwira militer yang kariernya cemerlang, tapi ketika pindah pengabdian dari dunia militer ke dunia pemerintahan atau politik, syaratnya harus mundur," tutur dia.
Namun, yang terjadi kini bertolak belakang dengan prinsip yang dipegang oleh SBY. Setidaknya sudah ada dua prajurit TNI aktif mengemban jabatan di instansi sipil.