Ilustrasi Gempa (IDN Times/Arief Rahmat)
Abdul Muhari menegaskan, BNPB terus melakukan koordinasi dan pemantauan pasca-gempa magnitudo (M) 7,3 yang kemudian diperbarui menjadi 6,9.
Menghadapi bahaya gempa, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Warga diimbau untuk berhati-hati ketika memasuki rumahnya kembali.
Di samping itu, warga diminta kembali memastikan struktur bangunan apakah masih kokoh pascagempa.
Sebab, gempa susulan kemungkinan masih dapat terjadi dan memperburuk kondisi struktur bangunan yang sebelumnya telah terdampak guncangan gempa.
Sebelumnya, BMKG menyatakan pusat gempa ini berlokasi di 177 km barat laut Kepulauan Mentawai, dengan kedalaman 84 km. Fenomena geologi ini terjadi pada Selasa (25/4/2023) pukul 03.00 WIB.
Berdasarkan parameter dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), guncangan gempa yang diukur dengan skala MMI atau Mercalli Modified Intensity teridentifikasi Siberut dan Mentawai pada VI MMI, Pasaman Barat, Padang Pariaman, Agam, Padang V MMI, Gunung Sitoli, Padang Panjang, Pesisir Selatan, Limapuluh Kota, Solok Selatan, Solok, Bukit Tinggi III MMI serta Labuhan Batu dan Padang Sidempuan II MMI.
Semakin tinggi MMI, semakin besar potensi dampak kerusakan yang dipicu guncangan gempa. BMKG menginformasikan adanya gempa susulan dengan M 5,0 yang terjadi pada pukul 05.19 WIB pada hari yang sama, yang berada di kedalaman 12 km.