Jakarta, IDN Times - Pentolan Front Pembela Islam (FPI) Munarman ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror. Kuasa hukum Munarman, Hariadi Nasution menyebut bahwa penangkapan Munarman di rumahnya itu, dilakukan dengan cara yang melanggar hak asasi manusia (HAM).
"Bahwa penangkapan terhadap klien kami dengan cara menyeret paksa di kediamannya dan menutup mata klien kami saat turun dari mobil di Polda Metro Jaya secara nyata telah menyalahi prinsip hukum dan hak asasi manusia," ujar Hariadi dalam keterangan tertulis, Rabu (28/4/2021).
Dia menyebutkan penangkapan itu tidak sesuai dengan Pasal 28 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 5 tahun 2018 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.