Ilustrasi banjir (IDN Times/Arief Rahmat)
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BMKG Dwikorita, mengingatkan perlunya kewaspadaan masyarakat yang tinggal di tepi sungai yang mengalir dari Gunung Talamau. Alasannya, terdapat potensi banjir dan banjir bandang yang dapat membahayakan masyarakat di sekitar tepi sungai dengan radius 200 meter.
Dari pengamatan tim BMKG, Dwikorita mengatakan, adanya material longsoran dari hulu sungai di sepanjang daerah aliran sungai Gunung Talamau, yang dapat hanyut ke hilir. Material tersebut dapat terbawa aliran sungai yang debitnya bisa meningkat saat terjadi hujan deras atau hujan berdurasi lama.
"Warga yang tinggal di tepi sungai berhulu dari puncak Gunung Talamau dengan radius 200 meter dari tepi sungai, dimohon menyingkir terlebih dahulu jika terjadi hujan deras dari arah hulu," kata dia.
Menurut Dwikorita, material dari puncak dapat terbawa ke bawah sebagai banjir atau banjir bandang dan menerjang permukiman warga yang tinggal di radius tidak aman, yaitu kurang dari 200 meter dari tepi sungai.
Dia mengingatkan warga agar waspada saat akan terjadi hujan deras di hulu. Salah satu tanda awal yang dapat diamati adalah keadaan langit.
"Kalau arah hulu terlihat mendung gelap, tidak terlihat puncak gunungnya, maka segera akan terjadi hujan, sehingga masyarakat diimbau agar tidak berada di tepi sungai," kata Dwikorita.