Adegan film yang disutradarai Umar Ismail tahun 1954 (parfi.or.id)
Setiap organisasi tidak akan selalu berjalan dengan mulus. Begitu pula yang dialami oleh PARFI. Walaupun para insan film sudah terbukti memiliki rasa kebersamaan yang kuat, selama perjalanannya masih ada tujuan dari PARFI yang belum bisa diwujudkan.
PARFI mendeklarasikan tidak akan terjun berpolitik, tetapi beberapa anggotanya malah terlibat dengan politik. Meskipun demikian, akhirnya PARFI bisa dibebaskan dari cengkraman politik saat itu.
Selain beranggotakan aktor dan aktris, PARFI pada awalnya juga beranggotakan para bagian produksi, seperti sutradara, produser, penata fotografi, editor, dan kru. Namun kemudian para kru tersebut membentuk organisasinya sendiri, yaitu KFT (Karyawan Film dan Televisi). Hal ini akhirnya membuat PARFI hanya beranggotakan aktor dan aktris film.
Adanya beberapa pergantian ketua setelah meninggalnya Suryo Sumanto juga sering kali mengalami polemik. Kekacauan internal PARFI ini berlangsung cukup lama, sampai pada akhirnya diadakan Kongres Luar Biasa untuk menyelamatkan PARFI.