Jakarta, IDN Times - Peci, jika merujuk kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah penutup kepala yang terbuat dari kain atau sebagainya. Peci biasanya berbentuk meruncing di kedua ujungnya dan biasanya digunakan oleh para pria. Nama lainnya adalah kopiah atau songkok.
Saat ini, peci sudah memiliki banyak varian. Selain peci hitam polos yang identik dengan Sukarno, ada juga peci putih yang biasanya digunakan untuk pergi haji, dan peci bulat yang terbuat dari rotan. Tidak sedikit publik figur yang memiliki peci dengan gayanya masing-masing.
Sebenarnya, peci merupakan sunah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW kepada umatnya. Sebab, peci menjadi alat yang membantu untuk menyempurnakan salat agar dahi saat bersujud tidak terhalang rambut. Bisa dikatakan peci merupakan anjuran dalam ajaran Islam.
Meski begitu, banyak pemimpin non-Muslim di Indonesia yang berpotret menggunakan peci, seperti Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Harry Tanoesoedibjo, atau Ignasius Jonan. Dengan kata lain, peci sudah menjadi identitas bangsa dan tidak semata-mata identik digunakan oleh mereka yang beragama Islam.
Lantas, bagaimana sebenarnya sejarah peci? Kemudian, bagaimana peci yang awalnya identik dengan umat Muslim bisa menjadi identitas bangsa? Yuk baca artikelnya.