Seorang warga yang tidak mengenakan masker melintas, di depan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta, Selasa (8/9/2020). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, penanganan COVID-19 ibarat seni. Istilah itu dia pakai mengingat dalam hal ini, pemerintah harus menyeimbangkan antara sektor kesehatan dan sektor ekonomi.
"Ini seperti seni, gimana kita memelihara keseimbangan antara penanganan COVID-19 dan ekonomi sekaligus menunggu masa kritikal dengan vaksin dan obat," kata Luhut dalam konferensi pers virtual, Jumat (18/9/2020).
Luhut mengakui, ketika pemerintah membuka sektor perekonomian, jumlah kasus COVID-19 di Indonesia meningkat. Masyarakat yang tidak disiplin dan belum adanya vaksin saat ini membuat pemerintah memberlakukan pengetatan lagi.
"Kita tidak disiplin sehingga angka kematian dan infeksi meningkat. Sekarang kita ketatkan lagi," ucapnya.
Luhut juga menyebut, tidak ada hal istimewa yang ia lakukan sejak ditunjuk oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo untuk menangani kasus COVID-19 di sembilan provinsi. "Tidak ada hal istimewa yang saya lakukan. Saya boleh mengklaim saya manajer yang baik," katanya.
Ia memaparkan, dalam waktu dua pekan ke depan tugasnya adalah mendorong perubahan perilaku masyarakat yang lebih cepat untuk melaksanakan protokol kesehatan. Tugas kedua adalah menurunkan angka kasus harian.
Selanjutnya tugas ketiga, meningkatkan recovery rate. "Keempat, penurunan mortality rate dan kelima penurunan mortality cases," imbuh Luhut.
Adapun strategi-strategi Luhut dalam penanganan COVID-19 meliputi:
1. Operasi Yustisi
Operasi yustisi merupakan operasi di mana pemerintah mengerahkan TNI-Polri, hingga organisasi masyarakat untuk memastikan masyarakat disiplin terapkan protokol kesehatan.
2. Fokus di 9 provinsi
Penanganan COVID-19 selama dua pekan ini akan fokus kepada 9 provinsi prioritas yang telah ditentukan pemerintah.
3. Perbaikan tata kelola ruang ICU
Pemerintah akan meminta rumah sakit rujukan untuk memperbaiki tata kelola di ruang ICU. Sebab, angka kematian paling tinggi justru berada di ruang perawatan intensif.
4. Pembatasan wisatawan di Bali selama dua pekan
Meningkatnya kasus COVID-19 di Bali, membuat pemerintah harus mengambil keputusan untuk membatasi wisatawan masuk ke Pulau Dewata itu selama dua minggu ini. Pembatasan tersebut dilakukan untuk mengurangi kasus di Bali.
5. Tambahan lokasi karantina dan hotel untuk isolasi mandiri
Pemerintah sejak beberapa minggu lalu sudah mengusahakan untuk menambah lokasi isolasi mandiri bagi pasien COVID-19 yang bergejala ringan dan tak bergejala. Selain itu, pemerintah juga sudah bekerja sama dengan grup-grup hotel seperti Yello Hotel, Ibis Hotel, Pop! Hotel, Mercure Hotel, dan Novotel untuk isolasi mandiri.
6. Sinkronisasi data pusat dan daerah
Selama dua pekan ini, pemerintah akan memastikan bahwa data pusat dan pemerintah daerah tak akan berbeda. Sebab, masih ada beberapa daerah yang datanya berbeda dengan pusat.
7. Melakukan lobi-lobi vaksin COVID-19
Agenda prioritas pemerintah ke depannya juga terus melakukan lobi-lobi vaksin. Luhut menyebut akan melobi Uni Emirat Arab untuk mendapatkan tambahan 10 juta vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan G42.
8. Imunisasi vaksin untuk tenaga medis
Tenaga medis menjadi benteng terakhir dalam penanganan COVID-19 ini. Luhut pun menjanjikan bahwa kelompok pertama yang akan mendapatkan vaksin terlebih dahulu adalah para tenaga medis.