Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto setuju reformasi kepolisian sebagai momentum bagi penguatan demokrasi, penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM), serta pemulihan profesionalitas Polri dan sektor keamanan terkait. Tindak represif aparat kepolisian dalam pengamanan demonstrasi berujung ricuh pada 25 hingga 31 Agustus 2025, menjadi gambaran persoalan serupa terus berulang sejak era reformasi.
Setara Institute menyampaikan, fenomena berulang itu muncul dari kultur kekerasan dan praktik impunitas yang mengakar dalam tubuh Polri. Transformasi kepolisian menjadi semakin mendesak, terlebih di tengah sorotan publik atas lemahnya pelayanan hukum yang melahirkan berbagai gerakan sosial seperti #percumalaporpolisi, #satuharisatuoknum, dan #noviralnojustice.
Selain itu, transformasi Polri juga harus menjadi momentum yang baik untuk menuntaskan agenda reformasi TNI.