Nama Abdul Azis alias Daeng Azis kini kian banyak diperbincangkan. Dia adalah sosok pria paruh baya yang menguasai lokasi prostitusi dan perjudian, Kalijodo, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Walaupun bukan warga asli Betawi, terbukti dia bisa menjadi penguasa tempat “cinta semalam” tersebut.
Daeng Azis sebenarnya adalah seorang pendatang yang berasal dari Sulawesi Selatan. Saat ini, Daeng Azis berusia 60 tahun. Perantau berdarah Bugis-Makassar ini terkenal sering membekali diri dengan falsafah tellu cappa atau tiga ujung. Ketiga ujung tersebut antara lain cappa lila atau ujung lidah (diplomasi), cappa kawali atau ujung badik (senjata) dan cappa laso (ujung alat vital).
Dia pernah berurusan dengan polisi dan masuk penjara selama tiga bulan akibat aksinya saat konflik antar kelompok penguasa Kalijodo pada tahun 2002 lalu. Waktu itu, ada konflik antara dua kelompok besar di Kalijodo yaitu kelompok Bugis (Sulawesi Selatan) dan kelompok Mandar (Sulawesi Barat). Daeng Azis sendiri adalah sosok pemimpin kelompok Bugis di Kalijodo.
Selain itu, dulunya Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Polisi Krishna Murti dalam bukunya berjudul "Geger Kalijodo" menceritakan ada kelompok penguasa yang ada di sana. Namun sekarang hanya tersisa dua kelompok saja.