Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (dok Istimewa)
Sementara, Zulhas mengungkapkan alasan partainya sukses membawa perubahan menjadi terbuka dan tidak inklusif bagi kalangan Muhammadiyah saja.
Diketahui, sudah jadi rahasia umum partai matahari putih lahir dari rahim Muhammadiyah, seakan memberi kesan PAN partai tertutup. Namun, belakangan ini, PAN bertransformasi menjadi partai terbuka untuk semua umat Islam.
Zulhas mengungkapkan alasan PAN kini terbuka untuk semua umat, termasuk kalangan NU atau nahdliyin. Dia menilai partai politik punya peran sebagai pemersatu bangsa. Karena itu, dia berusaha keras memperkuat persatuan dengan merangkul semua golongan, termasuk warga nahdliyin.
"Jadi begini, memang parpol itu fungsinya memajukan peradaban. Oleh karena itu PAN berusaha keras agar umat Islam memperkuat persatuan, bersatu walaupun berbeda," ujar dia dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (12/7/2023).
Zulhas lantas menanggapi salah satu upaya PAN merangkul semua golongan diwujudkan dengan cara menggelar acara peringatan Satu Abad NU bertajuk "Simposium Nasional" di Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
Bahkan, dalam acara itu turut hadir Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf, dan jajaran pengurus PBNU Jatim. Dalam acara itu, Gus Yahya juga sempat menyebut PAN rasional, dan menegaskan tidak ada larangan warga NU mencoblos PAN di Pemilu 2024.
Respons positif ini ditanggapi Zulhas dengan rasa syukur, karena dia sudah dua tahun berusaha mendudukan bersama NU dan Muhammadiyah. Menurutnya, perbedaan pilihan soal ormas Islam dan parpol adalah hal biasa dan wajar.
"Beda partai, tapi harmoni persatuan itu penting. Itu terus saya lakukan selama hampir dua tahun, terutama mempersatukan, duduk bareng. Mempersatukan artinya bukan sama ya, mendudukkan bareng NU dan Muhammadiyah sudah dua tahun saya. Alhamdulilah ini Ketum PBNU Gus Yahya datang," ucap dia.